spot_img
Jumat, Mei 3, 2024
spot_img

Lagi, Harga Minyak Naik di Atas US$ 100/Barel!

KNews.id- Harga minyak menanjak lagi sebesar 4% menjadi di atas US$ 100 per barel pada Kamis (17/03) pagi waktu setempat, setelah pada perdagangan sebelumnya turun lagi di bawah US$ 100 per barel.

Lonjakan harga minyak ini diduga karena adanya pernyataan dari Badan Energi Internasional (IEA) yang menyebut bahwa sebanyak 3 juta barel minyak dan produk minyak atau Bahan Bakar Minyak (BBM) Rusia bisa menghilang di pasar pada bulan depan dan meskipun Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga.

- Advertisement -

Berkurangnya pasokan minyak Rusia di pasar tersebut jauh lebih besar dibandingkan perkiraan penurunan permintaan sebesar 1 juta barel per hari yang dipicu oleh lonjakan harga minyak, kata IEA dalam sebuah laporan pada hari Rabu.

Mengutip Reuters, Kamis (17/03/2022), harga minyak jenis Brent meningkat US$ 4 per barel atau 4,1% menjadi US$ 102,02 per barel pada pukul 09:26 pagi waktu setempat (GMT) atau sekitar pukul 04:26 sore WIB.

- Advertisement -

Sementara untuk jenis West Texas Intermediate (WTI) meningkat US$ 3,82 per barel atau 4% menjadi US$ 98,86 per barel.

Kedua harga minyak tersebut jatuh pada perdagangan hari sebelumnya, menyusul lonjakan tak terduga dalam stok minyak mentah AS dan tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan damai Rusia-Ukraina.

- Advertisement -

Morgan Stanley menaikkan perkiraan harga Brent sebesar US$ 20 per barel untuk kuartal ketiga 2022 menjadi US$ 120 per barel, memprediksi penurunan produksi Rusia sekitar 1 juta barel per hari mulai April. Penurunan produksi minyak Rusia tersebut akan lebih besar dibandingkan penurunan permintaan global sekitar 600.000 barel per hari, kata bank tersebut.

“Baik pasokan dan permintaan menurun, tetapi pasokan saat ini lebih buruk dan pasar minyak yang ketat diperkirakan terjadi pada dua kuartal mendatang,” kata bank SEB.

Harga telah merosot di sesi sebelumnya di tengah berita bahwa persediaan minyak di Amerika Serikat naik 4,3 juta barel hingga 11 Maret menjadi 415,9 juta barel, menurut Administrasi Informasi Energi (EIA) AS. (AHM/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini