spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Intelijen: Bila Natuna Utara Dikuasai RRC, Maka Beijing dapat Mengerahkan Pasukan Menyerang Indonesia!

KNews.id- Sebetulnya Indonesia tak ada urusan dalam klaim Nine Dash Line sebelum China memasukkan sebagian zona ekonomi eksklusif Natuna Utara. Indonesia berang ZEE Natuna Utara diklaim sebagai daerah tradisional penangkapan nelayan China.

China merasa nelayan mereka berhak menjarah ikan di Natuna Utara dan Indonesia tak boleh protes. Tapi Indonesia tak peduli dengan larangan China. Nelayan China jarah ikan di sana maka yang akan mendatanginya ialah kapal perang Indonesia.

- Advertisement -

Ketegasan dan sikap tak pandang bulu Indonesia terhadap para intruder asing ini patut diacungi jempol. Karena Indonesia yakin sedari 17 Agustus 1945 kedaulatan NKRI tak bisa ditawar.

Biar saja ada yang menertawakan NKRI harga mati, toh memang kemerdekaan direbut setengah mati oleh para pahlawan yang gugur di medan perang melawan penjajah.

- Advertisement -

Karena hal ini pula Inggris dan Sekutu merasakan pahitnya pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. China harus melihat masa lalu perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaannya.

Pasti Natuna Utara akan dipertahankan Indonesia membawa semangat 45. Dari kacamata China, pengerahan kapal perang Indonesia untuk mengusir nelayan mereka di Natuna Utara dicap keterlaluan.

- Advertisement -

China menyebut Indonesia tak pandang bulu mempertahankan kedaulatannya.

“Insiden penyalahgunaan kekuatan angkatan laut Indonesia menembak nelayan China di perairan Kepulauan Natuna belum mereda.

Indonesia menembaki kapal penangkap ikan China di Kepulauan Natuna (Juni 2016 lalu) pada pertengahan bulan ini, melukai satu nelayan China dan menahan tujuh lainnya, China mengutuk penggunaan kekuatan secara tidak pandang bulu di Indonesia,” jelas world.huanqiu.com pada 2016 silam. Menyoal tak pandang bulu, justru coast guard China biangnya.

Pada 2020 lalu pemerintah China mengizinkan kapal coast guard mereka menggunakan kekerasan untuk mengatasi para perampok yang menjarah lautnya dalam wilayah klaim Nine Dash Line.

Tanda-tanda China bakal menggunakan kekerasan bersenjata seperti di atas sudah nampak di Second Thomas Shoal Filipina. November 2021 lalu angkatan laut China menembakkan meriam air untuk mencegah AL Filipina merapat di Second Thomas Shoal.

“Pada pertengahan November, angkatan laut China menggunakan meriam air untuk mencegah kapal angkatan laut Filipina memasok pelaut di Second Thomas Shoal,” lapor situs analis intelijen ranenetwork.com, 1 April.

Apa yang dilakukan China di Filipina kemungkinan besar akan menimpa Indonesia di Natuna Utara. Apalagi China mengetahui bahwa Indonesia tengah membangun postur militernya di Natuna.

“Perkembangan militer Indonesia akan meningkatkan ketegangan dengan China di perairan yang disengketakan di utara Kepulauan Natuna, memaksa Jakarta untuk menerima potensi kerugian ekonomi dari pembalasan China,” lapor ranenetwork.com.

Mereka menjelaskan bila China bisa membalas penguatan militer Indonesia di Natuna dengan cara non konvensional. Yakni pembatasan ekspor barang utama China ke Indonesia.

“Pembalasan China terhadap pembangunan militer Indonesia kemungkinan akan mencakup tarif yang ditargetkan dan kontrol impor atas barang-barang utama Indonesia,” jelasnya.

Memang tujuan ekspor utama Indonesia ialah menuju China dan AS tentunya. Indonesia banyak mengekspor baju, batu bara hingga minyak sawit ke China.

Sebaliknya China juga mengekspor banyak sekali barang-barangnya ke Indonesia di bidang teknologi hingga otomotif. Tekanan-tekanan non konvensional China ini untuk mewujudkan ambisinya menguasai Natuna Utara.

Penegasan klaim kepemilikan China atas Natuna Utara pernah disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang.

“Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang berkomentar bahwa tidak peduli apakah pihak Indonesia menerimanya atau tidak, itu tidak dapat mengubah fakta objektif bahwa China memiliki hak dan kepentingan di perairan yang bersangkutan.

Menurut catatan sejarah dan pembagian sembilan garis putus-putus, kami (China) memiliki hak untuk memperoleh kepemilikan wilayah laut ini (Natuna Utara),” jelas 163.com pada 26 Mei 2021 lalu.

Ranenetwork.com memperingatkan bila penegasan klaim China atas Natuna Utara tak omong kosong. China sengaja menyasar Natuna Utara karena jajaran kepulauan di sana ialah kunci pertahanan strategis Indonesia.

“Wilayah maritim di sekitar Kepulauan Natuna juga termasuk lokasi-lokasi kunci pertahanan yang strategis, menjadikannya semakin penting dari sudut pandang Indonesia,” paparnya.

Apalagi bila salah satu pulau di Natuna Utara dikuasai China maka kondisi semakin berbahaya bagi Indonesia. Karena China bisa mempersiapkan ready forces alias pasukan di sana untuk menggempur wilayah Indonesia lainnya.

“Jika China menguasai pulau-pulau ini atau wilayah di sekitarnya, itu akan merusak posisi keamanan Indonesia dengan memberi pasukan China tempat yang dekat untuk melancarkan serangan terhadap Indonesia,” jelas ranenetwork.com.

Tapi sekali lagi ini cuma prediksi kasar dimana China sendiri pada 2015 lalu menyatakan Natuna sah milik Indonesia. (AHM/pkrnrkt)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini