spot_img
Jumat, Mei 3, 2024
spot_img

Deretan Dentuman Misterius di Indonesia dan Dugaan Penyebabnya

KNews.id- Ada sejumlah suara dentuman yang dilaporkan oleh masyarakat dari berbagai daerah selama Januari 2021. Dugaan penyebab suara dentuman juga berbeda-beda. Suara dentuman yang terbaru dilaporkan oleh warga Sukabumi. Suara itu terdengar pada Sabtu (31/1). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menduga dentuman itu akibat pergerakan tanah.

Sementara itu, suara dentuman juga terdengar di Lampung. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) masih belum bisa memastikan penyebab dentuman. Sedangkan peneliti ITERA mengaitkan suara dentuman ini dengan temuan meteorit.

- Advertisement -

Berikut beberapa dentuman yang terjadi di daerah dan dugaan penyebabnya:

1. Dentuman di Sukabumi, Diduga Akibat Gerakan Tanah

- Advertisement -

Suara dentuman disertai gemuruh didengar warga penyintas bencana alam pergerakan tanah di Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (30/1) sekitar pukul 19.00 WIB. Mereka berlarian ke Posko Bencana di SDN Ciherang karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan.

Asep Has, relawan kebencanaan di kampung tersebut, mengatakan warga sempat berhamburan ketika mendengar suara gemuruh tersebut. Mayoritas warga merupakan pengungsi mandiri yang terdampak bencana pergerakan tanah.

- Advertisement -

“Malam sampai berhamburan, saya tiap hari di sini memantau pengungsi, tapi laporan dari warga tidak hanya di Ciherang. Tapi warga yakin suara berasal dari lokasi mereka,” kata Asep Has melalui sambungan telepon, Ahad (31/1).

BMKG mencatat anomali gelombang seismik saat warga melaporkan kejadian itu. Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulis, Ahad (31/1) mengatakan bahwa durasi rekaman seismik hanya berlangsung selama tujuh detik di atas pukul 19.00 WIB. Dia menduga fenomena ini akibat proses gerakan tanah.

“Menurut laporan warga, getaran itu muncul setelah hujan deras mengguyur, jadi dugaan kuat yang terjadi adalah adanya proses gerakan tanah yang cukup kuat hingga terekam di sensor gempa milik BMKG,” tuturnya.

2. Dentuman di Surabaya, Suara dari AAL

Suara dentuman juga dilaporkan warga Surabaya. Netizen Kota Pahlawan tengah ramai memperbincangkan suara dentuman pagi pukul 06.24 WIB, Sabtu (30/1). Saking kerasnya, suara tersebut terdengar dari Surabaya Utara hingga tengah kota.

Wakapolres Pelabuhan Tanjung Perak Kompol Anggi Saputra menjelaskan suara dentuman itu dari Akademi Angkatan Laut (AAL). Sebab pihaknya telah mendapat informasi terkait adanya kegiatan di sana.

“Itu (Suara dentuman) dari AAL. Sudah, kita sudah diberitahu informasinya sebelumnya,” beber Anggi kepada detikcom, Sabtu (30/1).

Meski begitu, Anggi tidak mengetahui pasti suara dentuman bersumber dari apa. Tapi ia sebelumnya diberitahu bahwa ada sejumlah taruna kembali dari Magelang dan dilakukan semacam upacara penyambutan.

“Saya tidak tahu pasti suara apa. Tapi kemungkinan dari itu meriam hampa. Informasi yang kami dapat ada sejumlah taruna yang kembali dari Magelang. Dan ada ritual penyambutan,” tandas Anggi.

3. Dentuman di Lampung, Diduga Terkait Meteorit Jatuh

Warga Lampung di sejumlah daerah mengaku mendengar dentuman pada Kamis (29/1/2021) malam. Terkait dentuman tersebut, BMKG memastikan tak ada gempa di Lampung malam tadi.

BMKG Lampung menjelaskan alat mereka tidak mencatat gempa bumi di Lampung pukul 22.00 WIB kemarin terkait heboh suara dentuman dan getaran di sejumlah wilayah Lampung.

“Terkait suara dentuman dan getaran di wilayah Tanggamus, Lampura, Pringsewu bahwa jam 10-an tadi alat kami tidak mencatat adanya gempa bumi di wilayah Lampung maupun awan-awan hujan di sekitar lokasi tersebut,” demikian penjelasan BMKG Lampung lewat Instagram, Jumat (29/1).

Terkait peristiwa ini, Lapan belum melakukan analisis mendalam. Lapan menyatakan sumber dentuman bisa berasal dari meteor. Namun, secara statistik, Lapan menilai ada keanehan.

“Bisa saja (dari meteor), tapi memang agak aneh kalau kita mendapatkan banyak laporan dentuman dalam sebulan dan semuanya diasosiasikan dengan meteor. Secara statistik, meteor yang mampu menimbulkan dentuman semacam itu hanya beberapa kali terjadi dalam 10 tahun. Itu pun terbagi di seluruh wilayah Bumi, tidak hanya di Indonesia,” ujar astronom sekaligus peneliti madya Lapan, Rhorom Priyatikanto.

Dia mengatakan, jika sumber dentuman tersebut berasal dari meteor jatuh, akan memicu gelombang kejut sebagai efeknya. Lapan masih belum bisa memastikan sumber suara dentuman ini, meskipun memang ditemukan meteorit.

Sementara itu, peneliti bidang studi Sains Atmosfer dan Keplanetan Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Robiatul Muztaba menjelaskan kaitan penemuan meteorit ini dengan suara dentuman di Lampung.

“Kalau ada dentuman itu ada kaitannya. Kalau dentuman yang di Lampung itu kemungkinan adalah fenomena fireball.

Pihak kepolisian tengah melakukan pengecekan lebih lanjut terkait peristiwa ini.

4. Dentuman di Banten, Diduga dari Suara Petir

Warga di Rangkasbitung Lebak, Banten, juga heboh oleh suara dentuman dini hari tadi. Kabar ini ramai dibicarakan di media sosial.

Disebutkan ada suara ledakan beruntun pada Jumat (29/1/2021) dini hari tadi pukul 02.00 WIB. Warganet mengaku mendengar dan menganggap bunyi dentuman berasal dari petir. Namun ada pula yang mengaku tidak mendengar sama sekali.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Kelas 1 Serang Tarjono mengatakan suara dentuman tersebut kemungkinan diprediksi dari suara petir. Karena saat ini khususnya di bulan Januari-Februari masih musim hujan.

“Kalau penjelasan BMKG untuk saat ini Januari-Februari puncaknya musim hujan. Fenoman La Nina-nya masih kuat dan intensitas durasi hujan masih berlangsung, kemungkinan menurut prediksi BMKG adalah dentuman diakibatkan oleh petir atau thunderstorm,” kata Tarjono.

Dia mengatakan bisa saja dentuman akibat petir tersebut terjadi di daerah lain, namun warga Rangkasbitung ikut mendengarnya. Dia melaporkan hujan terjadi merata di wilayah Banten.

5. Dentuman di Mojokerto, Penyebab Misterius

Suara dentuman atau ledakan juga dilaporkan didengar warga Mojokerto, Jawa Timur. Sebagian warga meyakini, ledakan keras yang mengguncang Kabupaten Mojokerto beberapa waktu lalu akibat fenomena bola api.

Kepala Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Lapan Jatim Dian Yudha Risdianto menegaskan ledakan tersebut bukan akibat jatuhnya benda dari luar angkasa. Dia mengatakan bola api yang dilihat warga Dusun Mlaten, Desa Mojotamping, Kecamatan Bangsal, bukanlah benda dari luar angkasa berupa meteor maupun asteroid.

“Analisis saya, kecil kemungkinan itu asteroid atau meteor. Karena informasi saksi bergeraknya tidak cepat. Kalau asteroid kecepatannya sangat tinggi, sama dengan kecepatan suara (1.238 km/jam). Melayangnya setinggi 25 meter di atas rumah warga. Dengan ukuran sebesar bola kaki, pasti berantakan rumahnya. Karena asteroid akan menimbulkan gelombang seperti pesawat lewat. Namun, yang dilihat warga ledakannya, bukan suara gemuruh saat benda itu lewat,” kata Dian saat dimintai konfirmasidetikcom, Kamis (28/1).

Dia mengatakan dentuman yang dikenal dengan skyquake atau gempa langit itu akan terjadi saat asteroid atau meteor memasuki atmosfer bumi. Selain itu, lubang yang biasa ditimbulkan karena jatuhnya benda dari luar angkasa tidak ditemukan di lokasi ledakan.

BMKG pun melaporkan tidak ada aktivitas kegempaan yang terpantau saat ledakan keras terjadi di Kabupaten Mojokerto pada Rabu (20/1) sekitar pukul 19.00 WIB.

6. Dentuman di Bali, Diduga Akibat Asteroid

Beberapa hari sebelumnya, dentuman dilaporkan terdengar di Buleleng, Bali. Diduga dentuman berasal dari benda langit yang jatuh ke bumi.

“Dentuman terjadi karena gelombang kejut saat asteroid memasuki atmosfer. Gelombang kejut tersebut yang menyebabkan getaran yang terekam di seismograf. Jadi itu terjadi sebelum mencapai daratan,” kata Kepala Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (Lapan) Prof Thomas Djamaluddin kepadadetikcom, Rabu (27/1).

Hingga saat ini belum ada yang mengetahui lokasi jatuhnya asteroid tersebut. Thomas menduga benda langit itu jatuh ke perairan. Terkait peristiwa ini, Thomas membandingkan dengan peristiwa di Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang terjadi pada 8 Oktober 2009. Saat itu, proses masuknya meteor ke atmosfer juga terekam seismograf serta memicu bunyi ledakan dan getaran.

“Warga Bone mendengar ledakan disertai getaran kaca-kaca rumah mereka. Warga juga melihat jejak asap di langit. Dugaan Lapan bahwa itu meteor besar akhirnya mendapat bukti dari peneliti NASA yang menggunakan data infrasound. Data infrasound mengindikasikan adanya asteroid jatuh yang diperkirakan berdiameter 10 meter. Belakangan diketahui juga seismograf BMKG terdekat merekam getaran 1,9 magnitudo,” ungkap Thomas.

7. Dentuman di Cimahi, Penyebab Masih Misterius

Suara dentuman juga didengar sejumlah orang di Cibeber dan Citeureup, Kota Cimahi, Jawa Barat, pada Rabu (20/1) siang. Kejadian itu bikin geger.

Segelintir warga mengakui mendengar dentuman itu beberapa kali, namun tak mengetahui sumber atau penyebab suaranya. Warga lainnya berspekulasi suara dentuman itu berkaitan proyek pengerjaan tunnel 11 Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di kawasan Gunung Bohong, perbatasan Kecamatan Cimahi Selatan dengan Kecamatan Padalarang, Bandung Barat.

Pihak detikcom meminta konfirmasi mengenai hal itu ke pihak PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) selaku yang mengerjakan proyek KCJB melalui subkontraktornya PT CREC. Selama ini pihaknya melakukan pengeboman perut Gunung Bohong untuk menuntaskan proyek pembuatan terowongan. Terkait dentuman itu, Corporate Secretary KCIC Mirza Soraya mengatakan akan melakukan pengecekan.

Sementara itu, BMKG Bandung menjelaskan, dari puluhan seismograf yang terpasang di Jabar, amboo aktivitas amboo atau gempa yang terekam. Peralatan kelistrikan udara yang ada di Lembang pun tak merekam aktivitas petir di atmosfer selama 3 jam terakhir pada 13.30-16.00 WIB.

Pihak Lapan pun menyatakan amboo aktivitas benda luar angkasa jatuh di wilayah Bandung dan sekitarnya. Selain itu, pencatat kemagnetan BMKG tak mencatat adanya gangguan magnet.

“Berdasarkan poin-poin di atas, suara dentuman di langit Cipageran Cimahi, Cimindi, dan Setiabudi mungkin merupakan aktivitas manusia. Seperti mungkin petasan yang terbuat dari amboo atau kemungkinan aktivitas tentara yang sedang melakukan latihan rutin (misalnya percobaan alutsista TNI) di sekitar suara dentuman. Kebetulan di sekitar wilayah mendengar dentuman ada beberapa lokasi tempat latihan rutin TNI,” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu. (Ikh)

Sumber: Detik

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini