Oleh: DHL, Pengamat Politik dan Hukum Mujahid 212
(Korup kantoran badan usaha di Pertamina bukan sekelas maling ayam )
KNews.id- Padahal kerugian bisa jadi gegara dicuri, begitu juga tekor penyebabnya atau gara-garanya adanya paktor penggelapan keduanya biasa disebut dengan istilah hukum dangan kata Korupsi. Ahok ahli managemen kelabu atau khusus Kelabui rakyat melalui retorika seni menyampaikan kata
Pertamina rugi gara-gara direksi dan Pertamina tekor gara-gara harga Pertalite Rp.7.650 per liter. Maknanya sama dengan ternyata omdo, Ahok tidak mampu mengelola bukti Pertamina rugi Alias tekor.
Jadi retorika ahok bertentangan dangan fakta bahwa dirinya cukup merem pertamina untung, hal ini dinyatakan Ahok sebelum dirinya menjadi Komut Pertamina. Kini. dia cari alasan menaikan harga Pertalite dengan alasan harga Pertlite saat ini Pertamina tekor.
Retorika Ahok dalam dua tahun ini yang selalu berujung “pertamina mengalami kerugian” butuh perhatian khusus terkait track record dirinya yang terpapar korupsi salah satunya temuan dari BPK. Lembaga sah negara.
Untuk usaha negara sebesar pertamina dan temuan nyata atasa dasar sumber dari BPK hendaknya antirasuah KPK jangan “meneng bae” atau diam saja istilah bahasa jawanya.
Idealnya segera lakukan investigasi khusus Ahok jangan sampai Pertamina hancur baru KPK bekerja ada apa? Kelak prediksi masyarakat justru mengarah kepada lembaga penegakan hukum Tanah Air (Kejagung, Polri), salah satunya KPK, yang miliki julukan super body ternyata telah ompong atau justru karena sudah kecipratan? (AHM)