spot_img

Penampilan Jokowi Disorot, Rocky Gerung Singgung Tekanan Mental dan Gangguan Psikosomatik

KNews.id – Jakarta – Kondisi kesehatan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menjadi sorotan publik setelah penampilan fisiknya menimbulkan kekhawatiran. Sorotan tersebut tidak hanya datang dari masyarakat luas, tetapi juga dari kalangan pengamat politik seperti Rocky Gerung yang menilai bahwa keluhan fisik Jokowi tidak sekadar disebabkan oleh alergi, melainkan kemungkinan besar merupakan gangguan psikosomatik yang dipicu tekanan mental.

Rocky Gerung Sebut Gangguan Psikosomatik, Bukan Alergi Biasa

Rocky Gerung mengungkapkan bahwa gejala yang dialami Jokowi, seperti kulit wajah yang tampak pucat dan sembab, lebih mengarah pada gangguan psikosomatik dibanding alergi biasa. Menurutnya, alergi merupakan reaksi kimia tubuh, sementara psikosomatik berakar dari tekanan psikologis atau gangguan mental yang tidak bisa disembuhkan secara fisik semata.

- Advertisement -

“Sepertinya bukan alergi, ada semacam psikosomatik. Kalau alergi itu kan kimia, tapi ini sesuatu yang lebih dalam,” ungkap Rocky.

Gangguan psikosomatik sendiri merupakan kondisi saat tekanan psikologis memengaruhi kesehatan fisik seseorang, dan bisa muncul dalam bentuk berbagai gejala seperti ruam kulit, kelelahan, atau gangguan tidur. Dalam konteks ini, Rocky menduga Jokowi mengalami tekanan mental berat yang tidak hanya datang dari dirinya sendiri, tapi juga dari beban yang dialami keluarganya.

- Advertisement -

Ketergantungan pada Sorotan Media dan Dampak ke Kesehatan Mental

Rocky juga menyoroti perilaku Jokowi yang dinilai masih “ketagihan kamera” meskipun sudah tidak lagi menjabat. Ia menyebut bahwa keterikatan terhadap pencitraan publik dapat menimbulkan efek candu yang berujung pada gangguan mental jika tidak terkontrol.

“Ketagihan Pak Jokowi terhadap kamera itu membuatnya mencandu. Saat pencitraan berlebihan menjadi kebutuhan, ini bisa menguras energi mental,” jelasnya.

Situasi ini diperparah dengan tekanan terhadap Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden. Gibran juga menjadi sasaran kritik tajam di media sosial dan opini publik, yang secara tidak langsung berdampak pada kondisi psikologis sang ayah.

Publik Kian Khawatir: Penampilan Jokowi di Solo Jadi Sorotan

Kekhawatiran masyarakat mencuat setelah Jokowi tampil di depan rumah pribadinya di Solo pada Sabtu, 21 Juni 2025 lalu. Saat itu, ia menerima ucapan selamat ulang tahun dari warga, namun publik justru menyoroti penampilannya yang tampak tidak sehat. Kulit wajahnya terlihat pucat dan sembab, dengan flek hitam yang mencolok. Bahkan langkahnya saat berjalan tampak tidak meyakinkan dan terkesan lemas.

Beberapa analis kesehatan yang mencermati penampilan tersebut menyatakan bahwa gejala itu bukan gejala alergi biasa, melainkan bisa jadi sinyal adanya stres berkepanjangan. Kondisi seperti ini umum dialami oleh tokoh publik yang terbiasa dengan tekanan politik, sosial, dan media.

Efek Jangka Panjang Tekanan Politik terhadap Tokoh Publik

Tokoh publik seperti mantan presiden sering kali membawa beban besar bahkan setelah tak lagi menjabat. Riset menunjukkan bahwa tekanan yang terus menerus, apalagi tanpa dukungan psikologis yang memadai, dapat memicu gangguan psikosomatik seperti insomnia, kehilangan nafsu makan, lesu, dan perubahan kondisi kulit.

- Advertisement -

Dalam beberapa kasus, tokoh yang terbiasa tampil kuat di publik justru sulit menerima kenyataan saat tak lagi menjadi pusat perhatian, yang pada akhirnya dapat mengganggu kondisi mental dan fisik mereka.

Tantangan Baru di Lingkaran Keluarga Jokowi

Selain faktor internal, tekanan juga datang dari lingkungan keluarga. Gibran sebagai Wakil Presiden saat ini menghadapi kritik yang tajam dari masyarakat. Meskipun terbilang muda dan energik, tekanan publik terhadap Gibran menjadi beban tambahan yang bisa turut dirasakan oleh Jokowi sebagai ayah. Situasi semacam ini menambah kompleksitas tekanan psikologis yang dihadapi oleh mantan presiden.

Kesimpulan

Kondisi Jokowi yang saat ini jadi sorotan publik kemungkinan besar lebih dari sekadar gangguan kulit atau alergi biasa. Analisis dari berbagai pihak menunjukkan potensi adanya gangguan psikosomatik yang disebabkan oleh tekanan mental berkepanjangan. Dengan sorotan publik yang terus mengarah padanya dan keluarganya, tantangan kesehatan mental ini harus menjadi perhatian serius, tidak hanya bagi Jokowi, tetapi juga bagi publik yang terus menilai kehidupan pribadi tokoh politik setelah masa jabatannya berakhir.

(NS/RBLK)

Berita Lainnya

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img

Terkini