spot_img
Kamis, April 25, 2024
spot_img

Ini Alasan Polisi gak Bisa ‘Songong’ sama Wartawan, Brigjen Pol Rusdi: Keberhasilan Polri 60 Persen dari Pers

KNews.id- Kasus kekerasan yang dilakukan oleh anggota Polri tak hanya sekali dua kali dialami oleh wartawan. Padahal, kesuksesan Polri juga disebabkan oleh pemberitaan yang dilakukan oleh media di Indonesia.

Hal ini juga diakui oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono. Ia mengungkapkan, bahwa keberhasilan Polri tidak lepas dari campur tangan dunia jurnalis.

- Advertisement -

“Dua puluh persen keberhasilan karena personelnya sendiri, 20 persen dari keorganisasian, dan 60 persen karena publikasi rekan-rekan pers. Sehingga secara jujur Polri melihat posisi yang strategis dari pers. Sehingga menjadi sesuatu yang tidak mungkin dijauhkan oleh Polri,” tegasnya, hari ini, dalam diskusi daring bertema “Sinergitas Pers dan Polri”, yang digagas oleh Pewarta Foto Indonesia (PFI).

Adapun menurutnya, hal ini bisa terjadi, karena di dalamnya terdapat kerja sama yang produktif dan kemitraan yang humanis antara pers dengan polri. Tentunya, menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas untuk bangsa, negara, serta masyarakat.

- Advertisement -

“Ketika masing-masing dilaksanakan saya yakin sinergitas itu akan terbangun,”sambungnya.

Sementara itu, di Indonesia sendiri, kebebasan pers sudah tertulis di Undang undang (UU) Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan tercantum di Undang-undang Dasar (UUD) 1945 pasal 28, bahwa kebebasan itu adalah hak segala bangsa, hak setiap orang masyarakat.

- Advertisement -

“Di Indonesia berkali-kali menyatakan pers kita bebas. Tapi, nyatanya, secara praktik

kebebasan itu selalu diterjemahkan secara sepihak oleh rezim yang berkuasa. Kebebasan pers tidak pernah ketemu antara insan pers dengan rezim politik yang berkuasa,” lanjut Rusdi.

Ia juga menyebutkan, bahwa wartawan juga harus memahami cara kerja Polri. Tidak etis ketika memberitakan suatu perkara yang penyidikannya belum tuntas.

“Wartawan tidak  boleh mengupas sampai detil. Karena takutnya pers atau media justru akan menjadi hakim untuk menjustifikasi,” pungkasnya. (AHM/bcra)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini