KNews.id – PT Bank Tabungan Negara (BTN) dan PT Asuransi Jiwa IFG melakukan Penandatanganan Perjanjian Induk Kerja Sama pada Rabu (9/5/2023). Kedua unit usaha tersebut berkolaborasi untuk memasarkan produk bancassurance.
Dalam sambutannya, Direktur Bank BTN Nixon LP Napitupulu pun berharap kerja sama antar kedua korporasi berjalan baik. Tidak seperti PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang persoalannya berbuntut panjang bertahun-tahun lalu.
“Kita menjaga agar kerja sama agar aman tidak seperti kasus Jiwasraya. Hari ini di kami masih ada Rp 500 miliar lebih outstanding MPL (maximum probable loss) yang belum bisa kami tutup. Dan itu lagi diupayakan IFG,” kata Nixon di Financial Hall.
Hingga saat ini, Nixon mengatakan pihaknya masih berupaya untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Nixon pun menjelaskan hingga saat ini masih ada sejumlah ahli waris debitur asuransi jiwa kredit yang tidak bisa memperoleh sertifikat rumah, karena tidak bisa melunasi kredit pemilikan rumah (KPR).
Hal ini disebabkan ahli waris tidak bisa melunasi polis karena klausul asuransi mewajibkan pembayaran dilakukan oleh pihak asuransi yakni Jiwasraya. Jumlahnya mencapai kurang lebih Rp 500 miliar.
Oleh sebab itu, ia menjelaskan kerja sama dengan IFG Life bisa menjadi salah satu jalan keluar dari persoalan tersebut. “Masalah ini gantung. Mentok. Dan ini salah satu terobosan menyelesaikan masalah nasib ahli waris yang memiliki rumah tapi tidak bisa melunasi. Jumlah nasabahnya saya tidak pegang datanya, tapi totalnya Rp 500 miliar,” jelas dia.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama IFG Life Harjanto Tanuwidjaja, mengatakan bahwa skema penyelesaian akan menempuh metode restrukturisasi karena polis yang digunakan bersifat kelompok. Metode pendanaan pun bakal berasal dari dua sumber yakni dana BTN dan fundraising. “Pengalihan diharapkan paling lambat akhir tahun ini. Kita berpaya menyelesaikan persoalan itu sesegera mungkin,” ujar dia. (Zs/Dtk.F)
