Pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan perbaikan kualitas aset yang ditandai dengan penurunan rasio non-performing loan (NPL) gross dari 2,93% pada September 2021 menjadi 1,81% pada September 2022 dengan loan at risk (LAR) 13,68% yang sebelumnya 17,32% di periode sama tahun lalu.
Di tengah ketatnya persaingan perbankan dalam menghimpun dana pihak ketiga (DPK), Bank DKI tetap mampu mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar 29,51%, dari semula Rp 47,1 triliun pada September 2021 menjadi Rp 60,9 triliun pada September 2022.
Berbagai pencapaian kinerja tersebut mendorong peningkatan total aset sebesar 26,90% dari Rp 59,29 triliun menjadi Rp 75,24 triliun. (Ach/Ktn/Adv)