“Kami percaya diri bisa mewujudkan target kinerja tersebut setelah melihat kekuatan finansial yang kami miliki,” terang Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi, Theodorus Ardi Hartoko, Kamis (16/3). Hingga akhir Desember 2022, Mitratel memang masih memiliki kas setara kas sebesar Rp 6,34 triliun.
Mitratel juga masih memiliki net debt to EBITDA cukup kecil yakni 1,46 kali lebih rendah dibandingkan dengan covenant bank di 5 kali. “Debt to equity kami masih di 0,45 kali dengan debt to EBITDA di 2,49 kali. Jadi kami masih sangat leluasa jika ingin menambah pendanaan secara eksternal,” jelas Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk, Ian Sigit Kurniawan, Kamis (16/3) dalam acara Media Gathering Mitratel di Bali.
Meski begitu ke depan, Mitratel mengaku akan mengutamakan penggunaan sisa dana IPO Rp 4 triliun untuk anggaran belanja modal. Perusahaan ini juga akan menggunakan kas hasil kinerja sebagai sumber belanja modal. Di akhir 2022, recurring free cash flow Rp 3,85 triliun, angka ini bertambah dari tahun 2021 sebesar Rp 3,11 triliun.