Oleh Karnoto Mohamad, Wakil Pemimpin Redaksi Infobank
KNews.id-Biro Riset Infobank mencatat, bank-bank di Korea Selatan (Korsel) sedang menghadapi dua tantangan. Satu, dampak kemerosotan ekonomi global mengingat perekonomian Korsel sangat bergantung pada ekspor mulai dari mobil, kapal, hingga chip dan smartphone. Dua, tingkat penetrasi pasar yang mencapai titik jenuh karena aset perbankan di negara berpenduduk 52 juta jiwa itu sudah mencapai 181,66% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2021. Begitu juga persentasi kepemilikan rekening warga berusia di atas 14 tahun yang menembus 98,67%, jauh di atas rata-rata 121 negara di dunia yang 65,76% pada 2021.
Makanya, raksasa-raksasa perbankan Korsel tidak bisa mengandalkan pasar domestik untuk mengamankan masa depan pertumbuhannya. Sementara, aset bank-bank di Korsel sudah membesar dan ruang pertumbuhannya di dalam negeri cukup sempit. Ada enam bank berjaringan global di Korsel, yaitu KB Kookmin Bank, KEB Hana, Woori Bank, Citibank, Shinhan Bank, dan Standard Chartered Bank.
Data Korea Financial Services Commission per September 2022 yang diperoleh Biro Riset Infobank menyebutkan, KB Kookmin Bank berada di urutan pertama bank paling besar di negara itu dengan aset US$517,56 miliar. Urutan berikutnya adalah KEB Hana Bank dengan aset US$487,44 miliar, Shinhan Bank dengan aset US$454,44 miliar, Woori Bank dengan aset US$440,98 miliar, dan Nonghyup Bank dengan aset US$400,10 miliar. Standard Chartered Bank dan Citibank berada di urutan ke-9 dan ke-12.