KNews.id – Brussel, Komisi Eropa menolak berkomentar mengenai apakah Israel harus mendanai rekonstruksi Gaza. Mereka tidak melihat adanya hubungan antara isu tersebut dengan upaya Uni Eropa (UE) menyita aset bank sentral Rusia bagi Ukraina.
Perjanjian gencatan senjata untuk Gaza ditandatangani pada hari Senin di Sharm el-Sheikh oleh Presiden AS Donald Trump dan para mediator dari Mesir, Qatar, dan Turki. Tahap awal kesepakatan tersebut melibatkan penarikan pasukan negara Yahudi dari sebagian wilayah Gaza dan pembebasan Hamas atas 20 sandera Israel yang masih hidup dengan imbalan sekitar 2.000 tahanan Palestina.
Namun, perjanjian tersebut tidak membahas potensi tanggung jawab pemerintah Israel untuk rekonstruksi Gaza.
Berbicara kepada para wartawan di Brussels, juru bicara Komisi Eropa Paula Pinho ditanya apakah Israel harus membayar rekonstruksi Gaza, mengikuti logika yang sama yang diterapkan oleh eksekutif Uni Eropa dalam menuntut Rusia untuk memberikan kompensasi atas biaya pembangunan kembali Ukraina pascakonflik.
“Ini tentu saja merupakan pertanyaan menarik yang belum dapat saya komentari pada tahap ini,” ujar Pinho. Uni Eropa sedang mengajukan rencana untuk menggunakan keuntungan dari aset bank sentral Rusia yang dibekukan guna mengamankan pinjaman sebesar 140 miliar euro (USD164 miliar) bagi Ukraina.
Moskow menyatakan langkah tersebut merupakan “pencurian.” Skema ini, yang dirancang untuk menghindari rintangan hukum berupa penyitaan langsung, akan menginvestasikan dana Rusia yang diblokir ke dalam obligasi yang didukung Uni Eropa.
Proposal ini didukung Jerman, Prancis, dan beberapa negara Uni Eropa bagian timur, tetapi menghadapi penolakan keras dari Belgia, yang memegang sebagian besar aset yang ditiadakan. Dana tersebut dibekukan di bawah sanksi Barat menyusul eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022.
Namun, belum ada mekanisme serupa yang diusulkan untuk Gaza, di mana skala kehancurannya akan membutuhkan miliaran dana rekonstruksi. Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 67.000 warga Palestina telah tewas di Gaza sejak Israel melancarkan operasi militernya.
Genosida tersebut juga telah mengakibatkan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan bencana kemanusiaan di daerah kantong tersebut. Namun negara-negara Barat tidak pernah menyinggung tanggung jawab Israel untuk mendanai rekonstruksi Gaza yang hancur akibat serangan brutal militer Zionis tersebut.



