Kemudian, Bank Sampoerna juga terus mempertahankan kualitas pinjaman, hal ini terlihat dari rasio pinjaman bermasalah secara gross (non-performing loan/ NPL Gross) terhadap keseluruhan pinjaman dijaga pada tingkat 2,9%, atau meningkat tipis dari tingkat 2,7% pada 2021.
“Peningkatan rasio NPL ini kami nilai wajar mengingat kondisi perbankan terus berangsur normal dengan terlampauinya pinjaman yang berada pada periode restrukturisasi. Jumlah pinjaman yang direstrukturisasi telah berangsur menurun secara cepat,” imbuhnya.
Sepanjang tahun 2022, Bank Sampoerna juga membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp830,2 miliar atau meningkat 15,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2021.