Hou menambahkan bahwa Indonesia tentunya menjadi salah satu negara di Asean yang diuntungkan dari kondisi tersebut. Inflasi menopang sisi ekspor komoditas Indonesia seperti batubara, gas alam, minyak sawit, logam (nikel, litium, dan kobalt) ke seluruh dunia. Namun demikian, Hou menuturkan, pergerakan suku bunga yang lebih tinggi, tidak serta merta membawa keuntungan untuk semua jenis sektor.
“Bank DBS melakukan analisis risiko di seluruh sektor dan menemukan bahwa perusahaan dengan peringkat investasi A/BBB adalah yang terbaik untuk mengatasi tingkat suku bunga tinggi, mengingat risiko pembiayaan mereka yang lebih rendah, fundamental kredit lebih kuat, dan arus kas yang dihasilkan lebih besar. Sementara itu, sektor energi dan material diperkirakan akan tetap kuat, sedangkan perusahaan utilitas dan konsumen justru akan menghadapi tekanan,” jelas Hou.