spot_img
Jumat, April 19, 2024
spot_img

Tiga Kasus Kerumunan di Acara Jokowi, Berulang dan Meski Diingatkan

KNews.id- Pembagian barang-barang oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerja (kunker)-nya di sejumlah daerah berujung pada kerumunan warga di masa pandemi. Meski sudah dikritik, kasus itu kembali terjadi.

Kejadian terbaru adalah kasus kerumunan warga di Bandara Cakrabhuwana, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Kamis (2/9). Warga yang sudah berkumpul sejak pagi menunggu kedatangan Jokowi berebut sembako yang dibagikan dari salah satu mobil rombongan RI-1.

- Advertisement -

Berdasarkan data CNNIndonesia.com, kerumunan warga dalam kunker presiden selama pandemi terjadi beberapa kali. Para pakar dan aktivis pun sudah mengingatkan berulang kali.

Kerumunan NTT
Kasus kerumunan dalam kunker Jokowi selama pandemi pertama kali terjadi di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), 23 Februari.

- Advertisement -

Kala itu, kehadiran Jokowi di NTT bertujuan untuk meninjau lumbung pangan di Kabupaten Sumba Tengah serta Kabupaten Sikka untuk meresmikan Bendungan Napun Gete.

Sejumlah rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan rombongan mobil kepresidenan yang dikeliling kerumunan warga. Rombongan presiden pun sempat terhenti di tengah jalan akibat banyaknya masyarakat di jalan.

- Advertisement -

Jokowi kemudian tampak membuka atap mobil sembari menyapa warga yang mengerumuni iring-iringan kepresidenan. Sesekali Jokowi menunjuk masker di mulutnya seraya mengingatkan warga akan kedisiplinan protokol kesehatan.

Selain itu dirinya juga didapati melemparkan sejumlah kaos kepada kerumunan masyarakat. Buntut kerumunan tersebut Jokowi kemudian dilaporkan ke polisi oleh Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan ke Bareskrim Polri, Kamis (25/2).

Pelapor merupakan Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan yang menilai adanya pelanggaran protokol kesehatan (prokes) pencegahan penyebaran Covid-19 selama kunker Jokowi di NTT.

Sejumlah epidemiolog pun menilai insiden kerumunan yang terjadi saat kunker tersebut kurang tepat untuk menjadi teladan nasional. Kerumunan itu juga dikatakan berpotensi meningkatkan resiko penularan virus corona di tengah masyarakat. Kendati demikian, laporan dugaan pelanggaran prokes tersebut kemudian ditolak oleh Bareskrim Polri.

Alasannya, menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Rusdi Hartono, masyarakat yang datang berkerumun dikarenakan inisiatif sendiri karena ingin melihat Jokowi dan bukan atas dasar undangan atau ajakan berkumpul.

Sekretariat Presiden (Setpres) menyampaikan kerumunan penyambutan Presiden Jokowi di NTT terjadi secara spontan dan bentuk antusiasme warga setempat.

“Jadi sebenarnya, itu melihat spontanitas dan antusiasme masyarakat Maumere menyambut kedatangan Presiden Jokowi,” kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Selasa (23/2).

Kerumunan Jakbar
Tanggal 10 Agustus sore, kerumunan warga juga kembali terjadi ketika Presiden Jokowi mendatangi Terminal Grogol, Jl Kiyai Tapa, Jakarta Barat, untuk membagikan sembako.
Namun, mantan Wali Kota Solo itu tak turun dari mobil sedan berwarna hitam. Ia hanya menurunkan kaca mobil dan melambaikan tangan kepada warga yang sudah sejak lama berkerumun menanti kedatangannya dan sembako.

Selepas Jokowi pergi, masih banyak warga yang berkerumun untuk mengantre mengambil sembako. Namun, kondisinya sudah tak kondusif. Antrean warga tidak dapat dikendalikan oleh petugas pembagian sembako. Warga terlihat berdekatan satu sama lain tanpa menjaga jarak hingga saling dorong.

Kerumunan Cirebon
Kerumunan warga kembali terjadi dalam kunker Jokowi ke Cirebon untuk meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dari rumah ke rumah pada Selasa (31/8). Kejadian tersebut diketahui berlangsung di sekitar Bandara Cakrabhuwana, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Warga berkumpul sejak pagi menunggu kedatangan Jokowi dan rombongan.

Ketika rombongan presiden melintas, warga spontan mendekati mobil khusus yang bertugas membagikan sembako Bantuan Presiden hingga kaus ke warga. Nampak warga saling sikut berebut kantong-kantong berisi sembako.

Beberapa warga juga bahkan rela berlumur kotoran terjun ke parit selokan untuk mengambil kaus yang dibagikan secara langsung oleh Jokowi saat berkunjung ke kota tersebut.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie menilai pembagian bingkisan dengan cara tersebut tak banyak mendatangkan manfaat.

“Mudaratnya jauh lebih besar daripada manfaatnya,” kicau Jimly melalui akun Twitter-nya, Rabu (1/9).

Pasca-berulangnya kasus kerumunan warga dalam kunker Jokowi, pihak Setpres berjanji akan melakukan perbaikan penyelenggaraan.

“Pasti konsep ke depan akan berbeda,” kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Kamis (2/9). (Ade/cnn)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini