Kata Haris, saat terpilih jadi PM Malaysia Mahathir membatalkan dua projek yang dibiayai utang China yaitu pembangunan jalur kereta api East Cost Rail Link (ECRL) nilainya US$ 20 miliar atau Rp. 291 triliun. Kedua, proyek pipanisasi gas di Sabah, nilainya sekitar US$2 miliar atau Rp. 29 triliun.
“Menteri Keuangan Malaysia, Lim Guan Eng, mencontohkan proyek pelabuhan laut di Sri Lanka yang juga dibiayai perusahaan China. Menurut dia, pelabuhan itu gagal menarik investasi dan malah membuat Sri Lanka terpaksa membayar utang. Pelabuhan itu akhirnya diambil alih oleh China,” pungkas Haris. (AHM/SN)