spot_img
Jumat, November 7, 2025
spot_img
spot_img

Siapa Pemenang Perang di Gaza?

KNews.id – Gaza,  Lebih dari tujuh dari sepuluh warga Palestina di Gaza percaya perang berakhir tanpa pemenang yang jelas, menggambarkannya sebagai konflik yang menghancurkan yang mengakibatkan kerugian manusia dan materi yang parah bagi kedua belah pihak. Itu terungkap dalam survei terbaru oleh Pusat Opini Publik Palestina (PCPO).

Studi lapangan berjudul “Perang Gaza… Pertempuran Tanpa Pemenang” ini dilakukan oleh Nabil Kukali antara 8 dan 12 Oktober 2025, dan mensurvei 301 orang dewasa berusia 18 tahun ke atas di Jalur Gaza. Survei ini menggunakan pengambilan sampel telepon acak melalui sistem CATI, mencatat tingkat respons 75 persen, dan melaporkan margin kesalahan ±5,6 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

- Advertisement -

Siapa Pemenang Perang di Gaza?

1. Perang Tanpa Pemenang

Hasil survei menunjukkan bahwa 71,1 persen responden mengatakan tidak ada pemenang yang jelas dalam perang dan kedua belah pihak kalah.

- Advertisement -

Menurut survei tersebut, 11,3 persen memandang Israel dan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai pemenang, 11 persen mengatakan Hamas menang, dan 6,6 persen menjawab “tidak tahu” atau “memilih untuk tidak menjawab.”

Kukali mengatakan survei tersebut bertujuan untuk mengukur sikap Palestina terhadap perang dan dampaknya, mengevaluasi persepsi aktor lokal, regional, dan internasional, serta mengantisipasi ekspektasi untuk masa depan Gaza pascaperang.

Ia mengatakan temuan tersebut mencerminkan “gambaran realistis dan objektif” tentang sentimen publik yang dibentuk oleh dampak kemanusiaan dan politik. “Sentimen publik menunjukkan meningkatnya realisme politik dan keinginan untuk mengakhiri siklus kekerasan,” kata Kukali, dilansir Al Arabiya.

2. Perang Hanya Mengakibatkan Kehancuran

Ketika diminta menjelaskan pandangan mereka, 64,1 persen responden mengatakan perang tersebut menyebabkan kehancuran yang meluas dan penderitaan manusia bagi kedua belah pihak tanpa keuntungan politik yang nyata. Sementara itu, 6,6 persen mengatakan ketangguhan Hamas merupakan “kemenangan moral”, dan 3 persen percaya Israel dan Netanyahu diuntungkan secara politik.

Sebagian kecil responden (1,3 persen) mengatakan perang tersebut meningkatkan simpati global terhadap perjuangan Palestina, 1,4 persen menganggap gencatan senjata bersifat sementara, dan 17,6 persen memberikan pendapat individu – terutama bahwa “warga negara adalah pecundang terbesar”.

- Advertisement -

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa lebih dari dua pertiga warga Palestina memandang perang tersebut sebagai bencana kemanusiaan tanpa pemenang, sementara “narasi kemenangan tetap terbatas dan terfragmentasi”.

3. Rakyat Gaza Sudah Lelah

Berperang Ketika ditanya bagaimana perasaan mereka setelah pengumuman berakhirnya perang, 53,8 persen mengungkapkan perasaan gembira dan lega yang diwarnai kehati-hatian atau kecemasan, 27 persen mengatakan mereka merasa sedih, takut, atau kelelahan psikologis, dan 6,6 persen melaporkan tidak ada perubahan dalam hidup mereka.

PCPO mengatakan hasil tersebut mencerminkan suasana publik yang berfluktuasi antara harapan dan kelelahan, karena penghentian permusuhan belum menghasilkan stabilitas atau kepastian yang sesungguhnya.

4. Trump Tidak Bisa Dipercaya

Survei menunjukkan pendapat yang terbagi tentang peran Presiden AS Donald Trump dalam mengakhiri perang Gaza. Menurut hasil survei, 44,5 persen menganggap peran Trump positif dalam berbagai tingkatan, 30,2 persen menganggapnya negatif, dan 19,3 persen mengatakan peran tersebut netral atau tidak berpengaruh secara langsung.

Ketika ditanya tentang kepercayaan, 54,2 persen mengatakan mereka kurang atau tidak memiliki kepercayaan terhadap Trump, 35,2 persen menyatakan kepercayaan sebagian atau penuh, dan 10,7 persen memilih untuk tidak menjawab atau mengambil sikap netral. PCPO mengatakan hasil tersebut mencerminkan skeptisisme yang mendalam terhadap peran AS, meskipun sebagian kecil mengakui kapasitas Washington untuk memaksakan solusi politik sementara.

5. Masa Depan Gaza Masih Dipenuhi Kehati-hatian

Ketika ditanya tentang masa depan Gaza, 40,9 persen responden mengatakan mereka mengharapkan perbaikan bertahap, 38,9 persen memperkirakan kesulitan akan bertahan lama, 9,6 persen optimistis tentang perubahan politik positif seperti pemerintahan persatuan atau lebih banyak dukungan internasional, dan 10,6 persen menyatakan pandangan beragam atau ketidakpastian.

Data menunjukkan suasana hati publik yang menyeimbangkan harapan bersyarat dengan kekhawatiran pragmatis, dengan sebagian besar percaya bahwa perbaikan bergantung tentang stabilitas politik dan rekonstruksi.

Kukali mengatakan hasil ini menggambarkan pergeseran ke arah realisme politik dan menjauhi retorika ideologis. “Perang tidak lagi dipandang sebagai upaya heroik,” ujarnya, “melainkan sebagai beban kemanusiaan dan ekonomi yang mengancam generasi mendatang.”

(FHD/Snd)

Berita Lainnya

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img

Terkini