Saturday, July 2, 2022
Keuangan News
Advertisement
  • Nasional
    • Hukum
    • Kebijakan
    • Makro Ekonomi
    • Peristiwa
    • Politik
  • Keuangan
    • Asuransi
    • Leasing
    • Liputan Khusus
    • Perbankan
    • UKM
  • Investasi
    • Emiten
    • Market / Pasar
    • Properti
  • Internasional
    • Afrika
    • Amerika
    • Asia
    • Australia
    • Eropa
    • Timur Tengah
  • Khazanah
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Tokoh
    • Travel
    • Wisata
  • Advertorial
  • KN English
  • Opini
  • Syariah
No Result
View All Result
  • Nasional
    • Hukum
    • Kebijakan
    • Makro Ekonomi
    • Peristiwa
    • Politik
  • Keuangan
    • Asuransi
    • Leasing
    • Liputan Khusus
    • Perbankan
    • UKM
  • Investasi
    • Emiten
    • Market / Pasar
    • Properti
  • Internasional
    • Afrika
    • Amerika
    • Asia
    • Australia
    • Eropa
    • Timur Tengah
  • Khazanah
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Tokoh
    • Travel
    • Wisata
  • Advertorial
  • KN English
  • Opini
  • Syariah
No Result
View All Result
KeuanganNews.id
No Result
View All Result
Home Headline

Said Didu dan Najwa Shihab, Korban Demokrasi Setengah Hati?

by Redaksi
08/05/2020 12:18 AM
in Headline, Opini
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Fuad Bawazier, Mantan Menteri Keuangan

KNews.id- Seperti paduan suara, awalnya semua kompak ingin hidup berdemokrasi. Demokrasi ala Amerika Serikat sering dijadikan acuan dan contoh. Saya tidak pernah mendengar ada yang ingin mencontoh demokrasi ala RRC

Kenapa Berkiblat ke Amerika Serikat?.

Baca juga:

Bobby Nasution tak Mau Menuruti Imbauan Gubsu Edy untuk Menutup Holywings Medan!

Waduh! Mantan Dubes Australia: Kunjungan Jokowi ke Ukraina untuk Kepentingan Mi!

Simbolon Terperangkap

Konon demokrasi Amerika Serikat memberikan keleluasaan rakyatnya berpendapat dan mengkritisi kebijakan lembaga lembaga eksekutif dan legislatif, serta para pejabat publiknya tanpa ancaman atau ketakutan akan dicokok polisi. Di US lembaga  dan pejabat publik boleh dikritik karena dibiayai dari pajak atau APBN. Sayangnya kekompakan paduan suara itu sering sumbang atau lenyap saat sudah berkuasa.

Ukuran utama berdemokrasi memang kebebasan dalam memilih, bersikap, berpendapat dan menyampaikan kritik, saran dan usulan serta perbedaan.

Oleh karena itu, di Amerika Serikat tidak terdengar seseorang dilaporkan ke kepolisian karena berpendapat berbeda atau mengkritisi pejabat publik maupun lembaga publik. Di Amerika Serikat analisa terhadap lembaga negara dan pejabat publiknya, sekeras apapun, tidak terdengar di laporkan ke kepolisian.

Karena bagi rakyat Amerika, kebebasan berpikir dan berpendapat adalah roh atau esensi kehidupan berdemokrasi. Media Amerika Serikat juga terkenal galak dan kritis terhadap Gedung Putih dan Presidennya, tanpa ketakutan tuduhan pencemaran nama baik atau penghinaan terhadap simbol negara.

Berbeda dengan di Indonesia yang  pejabat publiknya acap kali melaporkan atau mengancam akan melaporkan pengkritiknya ke aparat penegak hukum.

Terakhir terakhir ini misalnya, Menko LBP melaporkan Said Didu ke polisi dan ada anggota DPR mengancam akan melaporkan Najwa Shihab karena memberikan penilaiannya terhadap kinerja DPR.

Bukankah para pejabat tadi lebih baik mengkonternya sekalian memberikan pencerahan kepada publik? Toh beliau beliau itu mempunyai data dan aparat humas yang memadai untuk menjelaskan ke publik duduk persoalannya. Luar biasa, mereka berdua masih tegar menghadapi ancaman tsb.

Tentu masih banyak contoh contoh pelaporan yang lain yang pada hemat saya cepat atau lambat akan menggerus  esensi kehidupan berdemokrasi kita, menjadi demokrasi setengah hati. Orang semakin takut.

Sebagai orang awam hukum, sejujurnya saya jadi sulit membedakan mana perbuatan atau kegiatan pidana dan mana perbuatan politik. Saya cuma ingat kata guru civic sewaktu di SMA yang mengatakan pada zaman penjajahan Belanda dulu bahwa pribumi yang berbeda sikap dengan penguasa akan diseret ke meja hijau tetapi tidak untuk orang Belanda.

Kemudian saya berpikir, jangan jangan kita memang belum siap berdemokrasi, meskipun esensinya sudah dijamin dalam UUD 1945. Atau mungkinkah demokrasi yang sedang kita jalankan sekarang ini sebenarnya tidak cocok dengan bangsa kita?. Ataukah semata mata karena kemunafikan kita dalam berdemokrasi?.

Biarlah para ahli dan sejarah yang menjawabnya. (Fahad Hasan)

Tags: fuad bawazier

Berita Terkait

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi
Headline

Bobby Nasution tak Mau Menuruti Imbauan Gubsu Edy untuk Menutup Holywings Medan!

02/07/2022 5:05 AM
Mungkinkah misi Presiden Jokowi
Australia

Waduh! Mantan Dubes Australia: Kunjungan Jokowi ke Ukraina untuk Kepentingan Mi!

02/07/2022 4:15 AM
Jika Anda mengenal musuh dan mengenal diri Anda sendiri
Headline

Simbolon Terperangkap

02/07/2022 4:14 AM

Discussion about this post

Recent News

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi

Bobby Nasution tak Mau Menuruti Imbauan Gubsu Edy untuk Menutup Holywings Medan!

02/07/2022 5:05 AM
Mungkinkah misi Presiden Jokowi

Waduh! Mantan Dubes Australia: Kunjungan Jokowi ke Ukraina untuk Kepentingan Mi!

02/07/2022 4:15 AM
Jika Anda mengenal musuh dan mengenal diri Anda sendiri

Simbolon Terperangkap

02/07/2022 4:14 AM
Penulis dan analis geopolitik Malaysia Ayman

Analis Geopolitik Malaysia: Presiden Jokowi Mendayung di Antara Dua Karang!

02/07/2022 4:13 AM
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Kronologi Tjahjo Kumolo Sakit sampai Meninggal Dunia!

02/07/2022 4:12 AM
KontraS

Polisi Masih Menjadi Aktor Utama Penghalang Kebebasan Berekspresi, KontraS: Ini Jelas sangat Berbahaya!

02/07/2022 4:10 AM
MBS

This is the reason MBS, crown prince revoked the mandatory hijab rule!

02/07/2022 3:41 AM
By embarking on a ‘peace mission’ to Russia and Ukraine

Widodo’s mission to Moscow: seeking peace and an end to Putin’s blockade of Ukraine’s wheat

02/07/2022 12:19 AM
Menpan RB

Menpan-RB Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia!

01/07/2022 11:23 PM
Presiden Rusia Vladimir Putin

Ini Dia Profil David Engel, Pakar Australia yang Berani Menyebut Presiden Jokowi “Bodoh”!

01/07/2022 9:56 PM

Populer

  • petinggi Cina berdiskusi di ruang luas berwarna merah

    RRC Cemas Menghadapi Fenomena Anies Baswedan!

    7132 shares
    Share 2853 Tweet 1783
  • Ini Dia Profil David Engel, Pakar Australia yang Berani Menyebut Presiden Jokowi “Bodoh”!

    2521 shares
    Share 1008 Tweet 630
  • Pemuda Papua Memberi Dukungan untuk Anies Baswedan dan Menolak PDIP: Kami tidak Butuh Pemimpin Berhati Busuk seperti Megawati!

    1645 shares
    Share 658 Tweet 411
  • Timnas Israel Datang ke Indonesia, Novel Bamukmin: Kami akan Mengepung Bandara, Hotel, dan Stadion!

    1262 shares
    Share 505 Tweet 316
  • Warga Papua: Surya Paloh Ambil Saja Anies Baswedan, Jangan Ganjar!

    1185 shares
    Share 474 Tweet 296

ABOUT US

Keuangan News

Follow us on social media:

  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
  • Advertisement
  • Privacy
  • Kontak Kami

© 2022 Keuangannews.id - Desain and Develop by ahmad beritaatpm.id.

No Result
View All Result
  • Nasional
    • Hukum
    • Kebijakan
    • Makro Ekonomi
    • Peristiwa
    • Politik
  • Keuangan
    • Asuransi
    • Leasing
    • Liputan Khusus
    • Perbankan
    • UKM
  • Investasi
    • Emiten
    • Market / Pasar
    • Properti
  • Internasional
    • Afrika
    • Amerika
    • Asia
    • Australia
    • Eropa
    • Timur Tengah
  • Khazanah
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Tokoh
    • Travel
    • Wisata
  • Advertorial
  • KN English
  • Opini
  • Syariah

© 2022 Keuangannews.id - Desain and Develop by ahmad beritaatpm.id.