“Mega butuh waktu untuk memahami bahwa dia sebetulnya lagi dikepung untuk diakuisisi oleh Pak Jokowi. Bukan saya menuduh akan diakuisisi, Pak Moeldoko (KSP) melakukan apa itu, Partai Demokrat dikudeta,” ujarnya.
Menurut Rocky hal seperti ini lazim dalam tradisi atau kebudayaan politik Jawa. Seseorang bisa menampilkan wajah manis di depan lawannya sembari menusuk dari belakang. “Itu yang terjadi yang kita sebut dalam Mataram Syndrome. Bahwa kekuasaan dalam teroi Jawa itu selalu tidak suksesi yang betul-betul damai. Semua suksesi raja-raja Jawa itu berdarah-darah,” ungkapnya.
“Nah, Ibu Mega tentu paham kultur itu. Kita mencoba memanfaatkan ilmu pengetahuan dan cara berpikir untuk melihat ketegangan antara Pak Jokowi dan Ibu Mega. Ini adalah semacam analisis dalam melihat panggung di depan ternyata ada panggung di belakang,” tegas Rocky. (AHM/NH)