spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Ini Alasan Putra Mahkota MBS Mencabut Aturan Wajib Hijab

KNews – Ini alasan putra mahkota MBS mencabut aturan wajib hijab. Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed Bin Salman (MBS) membebaskan kewajiban berjilab bagi para wanita.

Aturan wajib hijab itu telah dicabut Pangeran Mohammed belum lama ini. Hal ini merupakan satu dari sekian banyak perubahan yang dilakukan Pangeran MBS.

- Advertisement -

Dikenal sebagai negara yang konservatif, kini ada tren baru di kalangan perempuan Arab Saudi. Setelah pemakaian hijab tak lagi diwajibkan, para perempuan Saudi ramai-ramai memotong pendek rambut mereka.

Tren rambut pendek ini mulai terlihat pada wanita-wanita di jalanan ibu kota Riyadh, terutama setelah wanita Saudi tidak lagi diwajibkan mengenakan hijab di tempat umum.

- Advertisement -

Salah satunya adalah Safi, seorang dokter perempuan di sebuah rumah sakit di Ibu Kota Riyadh, yang memutuskan untuk mengganti tampilannya dengan sangat dramatis.

Dia memotong rambutnya yang panjang hingga sampai bagian leher. Mengutip laporan AFP, potongan rambut pendek semakin populer di kalangan wanita pekerja di Saudi.

- Advertisement -

Tren ini terlihat mencolok terutama di jalanan Riyadh, di mana banyak wanita yang memiliki gaya rambut pendek.

Hal tersebut terjadi setelah wanita Saudi tidak lagi diharuskan mengenakan hijab di bawah reformasi sosial yang didorong oleh Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS), yang juga penguasa de-facto Saudi.

Safi, bukan nama sebenarnya, seorang perempuan Arab Saudi mengisahkan pilihannya untuk memangkas rambutnya jadi pendek itu.

Safi yang berprofesi sebagai dokter itu berjalan ke salon Riyadh dan meminta penata rambut untuk memotong rambutnya yang panjang dan bergelombang sampai ke leher itu jadi pendek.

Potongan rambut itu sendiri dikenal dengan istilah ‘boy’ yang diambil dari bahasa Inggris. Fenomena ini marak di pekerja-pekerja di Arab Saudi.

Maraknya gaya rambut kasual pendek bermula dari banyaknya pekerja perempuan yang masuk dalam angkatan kerja di Arab Saudi. Potongan ini dianggap praktis, memudahkan dan profesional.

Untuk Safi sendiri, dalam pengakuannya, ia memang sengaja tampil dengan gaya rambut ini sebagai upaya perlidungan dirinya dari mata genit laki-laki dan memungkinkan dirinya fokus ke pasien.

“Orang-orang suka sisi feminin perempuan. Gaya seperti ini justru jadi perisai bagi saya dan memberi saya kekuatan,” ungkapnya dikutip dari France24, Jumat (23/6/2022).

Rambut pendek bisa menghemat waktu

Lamis, seorang penata rambut Riyadh menuturkan, tren gaya rambut pendek ini memang jadi tren belakangan ini di Arab Saudi.

Di salah satu salon di pusat kota Riyadh, permintaan untuk potongan boyish ini telah melonjak.

Sekitar 7-8 dari 30 pelanggan meminta rambutnya dipotong pendek, kata Lamis, seorang penata rambut.

“Tampilan ini menjadi sangat populer sekarang. Permintaannya meningkat, terutama setelah perempuan memasuki pasar tenaga kerja,” papar dia.

Banyak wanita pekerja yang menilai potongan gaya rambut bondol sebagai alat untuk menavigasi kehidupan profesional baru mereka.

Untuk usia sendiri, berdasarkan keterangannya, ada di rentang 20-an sampai 30-an yang datang untuk memintanya memangkas rambut pendek.

“Saya seorang wanita yang praktis dan saya tidak punya waktu untuk merawat rambut saya,” kata Abeer Mohammed, seorang ibu berusia 41 tahun yang memiliki bisnis toko pakaian pria.

“Rambut saya keriting, dan jika rambut saya tumbuh panjang, saya harus menghabiskan banyak waktu untuk merawatnya di pagi hari.”

Arab Saudi secara tradisional melarang pria “meniru wanita” atau memakai pakaian wanita, dan sebaliknya.

Tapi Rose, seorang pramuniaga sepatu berusia 29 tahun di Riyadh, memandang rambut pendeknya sebagai cara dia untuk menegaskan kemandiriannya dari pria, bukan meniru mereka.

“Rambut pendek memberi saya kekuatan dan kepercayaan diri… Saya merasa berbeda, dan mampu melakukan apa yang saya inginkan tanpa perwalian siapa pun,” kata Rose yang tidak mau menyebutkan nama lengkapnya.

“Awalnya keluarga saya menolak tampilan ini, tapi lama kelamaan mereka terbiasa,” tambahnya.

Pelonggaran Arab Saudi untuk Perempuan

Dicabutnya kewajiban memakai jilbab hanyalah satu dari banyak perubahan yang memberikan kebebasan kepada wanita Saudi di bawah kepemimpinan Pangeran Mohammed.

Pada 2018, Arab Saudi sendiri sudah membolehkan perempuan untuk mendatangi konser maupun acara olahraga, padahal sebelumnya terlarang.

Bahkan, kini perempuan pun boleh mengemudi sendiri kendaraan.

Kerajaan Arab Saudi juga telah melonggarkan apa yang disebut aturan perwalian.

Aturan ini tentang perempuan yang bepergian yang harus dengan pendampingnya, baik suami atau kerabat.

Kini, perempuan Arab Saudi dapat memperoleh paspor dan bepergian ke luar negeri tanpa izin kerabat laki-laki.

Reformasi ini terkait dengan rencana reformasi Visi 2030 Putra mahkota Mohammed bin Salman untuk membuat Arab Saudi tidak terlalu bergantung pada minyak dan mengedepankan sektor industri dalam ekonomi mereka.

Salah satunya adalah penyerapan tenaga kerja, khususnya di bidang perempuan.

Arab Saudi sendiri menargetkan menyumbang 30 persen dari angkatan kerja pada akhir dekade ini. Namun, diperkirakan saat ini sudah melampaui target itu. (RKZ/tribun)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini