spot_img
Selasa, November 11, 2025
spot_img
spot_img

Purbaya Sindir 10 Tahun Ekonomi Era Jokowi-Sri Mulyani: Jika di Biarkan, Indonesia Bisa Jatuh!

KNews.id – Jakarta, Dalam suasana perbincangan yang tenang namun sarat ketegangan intelektual, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akhirnya buka suara mengenai kondisi ekonomi Indonesia dalam satu dekade terakhir.

Pernyataannya tak sekadar analisis teknis tapi sebuah refleksi tajam tentang arah kebijakan ekonomi bangsa selama era pemerintahan Presiden Joko Widodo yang kala itu dikawal oleh Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan terlama sejak 2016.

- Advertisement -

Dialog penuh makna itu terjadi dalam wawancara eksklusif bersama jurnalis senior dan senior anchor Desy Anwar, yang tayang di kanal YouTube CNN Indonesia pada Kamis (30/10/2025) malam. Jawaban-jawaban Purbaya bukan hanya memotret kebijakan, tetapi juga menggugah kesadaran publik tentang betapa rapuhnya fondasi ekonomi Indonesia bila tidak segera dibenahi.

“Dulu Skeptis, Sekarang Terbukti”

- Advertisement -

Percakapan dimulai dengan sapaan hangat dari Desy, yang mengenang wawancara terakhir mereka saat Purbaya masih menjabat sebagai Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). “Terakhir saya mewawancarai Pak Purbaya itu ketika masih menjadi ketua LPS,” ujar Desy membuka dialog.

Sambil tersenyum, Purbaya menimpali dengan nada santai namun menyengat, seolah ingin menegaskan bahwa waktu telah membuktikan semua. “Waktu itu Ibu Desy enggak yakin dengan jurus ekonomi saya. Agak skeptis, katanya gimana caranya?

Tapi saya buktikan, karena dalam waktu kurang dari dua bulan, arah ekonomi sudah mulai membaik,” ucapnya dengan senyum kecil yang menyiratkan keyakinan mendalam.

Krisis yang Nyaris Mengguncang Negara

Desy kemudian melontarkan pertanyaan tajam: bagaimana kondisi ekonomi Indonesia kini, dan apa yang akan terjadi jika tidak ada gebrakan kebijakan? Purbaya pun menghela napas panjang, mengingat kembali situasi sebelum ia resmi dilantik menjadi Menteri Keuangan.

“Sebelum saya menjabat, terjadi demo besar-besaran pada akhir Agustus 2025 di berbagai kota. Banyak yang menariknya ke politik. Tapi sebagai ekonom, saya tahu pemicunya bukan itu semua berawal dari ekonomi yang terus memburuk,” jelasnya tegas.

- Advertisement -

Ia memaparkan bahwa pada awal tahun masih ada secercah harapan karena ada sedikit “injeksi uang” ke sistem. Namun harapan itu lenyap di pertengahan tahun. “Mei, Juni, Juli, Agustus pertumbuhan hampir nol persen. Ekonomi dicekik. Tahun 2024 pun sama, melambat drastis,” ungkapnya.

Situasi itu membuat masyarakat terpukul.

“Ketika ekonomi susah terus, ya masyarakat merasakannya. Perut lapar, cari makan susah, ya akhirnya turun ke jalan,” kata Purbaya lugas.

“Fiskal dan Moneter Dulu Membunuh Ekonomi”

Dengan nada penuh tekanan, Purbaya menilai bahwa kebijakan ekonomi masa itu justru memperparah keadaan. “Kalau kebijakannya enggak diubah, ekonomi pasti jatuh. Karena fiskal dan moneter waktu itu dua-duanya membunuh perekonomian,” katanya.

Ia menggambarkan bagaimana, bila kebijakan itu dibiarkan, Indonesia akan menghadapi situasi yang jauh lebih mengkhawatirkan. “Kalau enggak dibalik, mungkin sekarang kita enggak bisa bicara santai seperti ini. Mungkin suasananya tegang, kita bicara dalam kondisi sulit.

Bahkan bisa jadi, kita bertanya: apakah Indonesia masih bisa utuh?” ujarnya dengan nada serius.

“Ekonomi Adalah Kunci Keutuhan NKRI”

Bagi Purbaya, ekonomi bukan sekadar urusan angka dan laporan statistik. Ekonomi adalah denyut kehidupan sebuah negara. “Kalau ekonomi morat-marit, keutuhan NKRI ikut terancam. Ekonomi adalah kunci,” tegasnya.

Ia menambahkan, berkat sejumlah kebijakan barunya termasuk langkah kontroversial memindahkan Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke perbankan nasional kini perekonomian mulai bergerak kembali. “Beberapa kebijakan yang dulu Anda tidak percaya, ternyata bisa mengembalikan optimisme masyarakat dan pelaku bisnis.

Dalam kondisi riil, ekonomi kita mulai bergeliat naik,” tutur Purbaya dengan nada optimis.

Sindiran Tajam untuk 10 Tahun Terakhir

Ketika Desy bertanya secara langsung, “Apakah selama ini, 10 tahun terakhir, kebijakan ekonominya memang salah, Pak?”, Purbaya memberi jawaban yang menohok namun tetap dengan nada bersahabat.

“Anda sebagai wartawan ekonomi, salah mengejar pertanyaan ekonominya.

Makanya ilmu ekonomi para pengurus waktu itu enggak keluar,” katanya, membuat suasana seketika cair namun penuh makna.

Optimisme Baru di Era Prabowo

Purbaya juga menjelaskan bahwa pemerintah kini secara rutin memantau indeks kepercayaan masyarakat. “Kita monitor setiap bulan. Saya lihat angka Oktober naik signifikan sekitar 15 poin dibanding September.

Artinya, kita sudah keluar dari bahaya instabilitas sosial politik,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa langkah memindahkan dana ke sektor perbankan bukan sekadar eksperimen finansial, melainkan cara untuk menggerakkan ekonomi riil dan menumbuhkan kembali rasa percaya publik. “Dengan kebijakan itu, perekonomian mulai bergerak. Optimisme tumbuh di masyarakat. Ke depan, instabilitas sosial dan politik akan semakin berkurang,” kata Purbaya.

Menurutnya, laporan peningkatan indeks kepercayaan masyarakat itu sudah ia sampaikan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto.

“Saya kasih lihat ke Presiden. Beliau senang, dan terlihat lebih tenang dibanding sebelumnya,” ujar Purbaya menutup pembicaraan dengan senyum tenang namun penuh makna.

(FHD/Trbn)

Berita Lainnya

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img

Terkini