spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Proyeksi Ekonomi akan Minus, Saatnya Sri Mulyani Mundur

KNews.id- Menteri Keuangan Sri Mulyani diminta mundur dari jabatannya. Proyeksi pertumbuhan ekonomi minus 3,1 persen-minus 3,8 persen pada kuartal II 2020 dinilai menjadi bukti Sri Mulyani tidak becus bekerja.

“Tak tahu diri. Saatnya mundur, sudah tak mampu. Tak ada harapan,” kata Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule melalui akun twitter miliknya,@KetuaMajelis,Selasa (23/6).

- Advertisement -

Sebelumnya, Sri Mulyani menyampaikan prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 berada di kisaran minus 3,8 persen. Dalam Townhall Meeting virtual, Jumat (19/6/2020), Sri Mulyani menyatakan kondisi ini terjadi karena dampak pandemi Corona pada Q2 yang cukup berat.

Prediksi kontraksi yang disampaikan Sri Mulyani lebih dalam dari kisaran yang pernah disampaikannya pada Selasa 16 Juni 2020, yakni di angka 3,1 persen.

- Advertisement -

Kicauan Iwan Sumule yang juga aktivis mahasiswa 98 diamini banyak netizen. Misalnya @AyiRustandi18.

“Setuju bang @KetuaMajelis, kalo sdh ga mampu lebih baik mundur atau dimundurkan oleh rakyat,” timpalnya.

- Advertisement -

Akun @Ardian36933472 bahkan menyimpulkan Indonesia sudah bangkrut dan sekarang ekonomi Indonesia sudah minus.

“Waspadai ngeri ini akn menjadi negara yg gagal,” kicaunya.

Akun @PutraAprianto5 justru menyinggung peran Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden. Menurutnya, Presiden ikut bertanggung jawab atas keadaan ekonomi yang tidak mengalami perbaikan.

“Klo di jepang presidenya udah harakiri itu.. klo di sini harap maklum,” cuitnya.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi minus yang disampaikan Sri Mulyani sebenarnya lebih kecil dibandingkan Badan Pusat Statistik (BPS). BPS menyebut pertumbuhan ekonomi nasional bisa lebih anjlok dari perkiraan Sri Mulyani, yakni bisa terkontraksi ke kisaran minus 4,8 persen sampai minus tujuh persen pada kuartal II 2020.

Hal itu diungkapkan Kepala BPS Suhariyanto saat rapat bersama Komisi XI DPR pada Senin (22/6). Ia mengatakan proyeksi tersebut berdasarkan asumsi pasar dari kondisi perdagangan pada April-Mei 2020.

“Tadi, Ibu Menkeu (Sri Mulyani) sudah menyampaikan prediksi ekonomi Indonesia akan alami kontraksi minus 3,1 persen, tapi kalau kami lihat dari trading ekonomi itu lebih dalam lagi minus 4,8 persen bahkan ada yang prediksi sampai minus 7 persen,” ungkap Suhariyanto.

Sementara itu, Menteri Perencanan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II atau Q2 2020 akan terkontraksi lebih dalam lagi. Angka yang diprediksi Bappenas berada di kisaran minus enam persen atau hampir dua kali lipat dari prediksi Kemenkeu yang masih di kisaran minus tiga persen.

“Kami hitungnya kontraksi sampai 6 persen,” ucap Suharso dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR, Kamis (18/6).

Suharso menjelaskan prediksinya sejalan dengan perhitungan internal Bappenas yang memperkirakan selama tahun 2020 sendiri pertumbuhan ekonomi paling tinggi di kisaran 0,5 persen atau lebih rendah dari prediksi Kemenkeu dengan batas atas 1 persen. Bahkan menurut Suharso nilainya masiih bisa turun lagi di bawah 0,5 persen. (Ikh)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini