Ia menambahkan, sejumlah manfaat yang langsung terasa bagi seluruh bangsa di antaranya tersedianya komunikasi untuk kebencanaan serta terciptanya layanan internet cepat yang lebih merata di Indonesia.
“Dan tentunya, masyarakat pasti mendapatkan tayangan yang bersih,” lanjut peneliti di Pusat Unggulan Iptek itu.
Migrasi ke penyiaran digital, lanjut Prof Hermin, memang banyak terkendala oleh kepentingan ekonomi, khususnya bisnis penyiaran yang sudah terlanjur nyaman.
“Industri harus menyadari bahwa kondisi sudah berganti tak lagi broadcasting tetapi narrowcasting, jadi mereka perlu beradaptasi,” terangnya.
Ia menjelaskan, narrowcasting berarti penyiaran tak lagi luas, artinya penyiaran menggunakan teknologi digital tidak akan bersifat masif, melainkan terfragmentasi atau terkelompokkan. (Ach/Kmps)