Para penumpang menceritakan pengalaman menakutkan ketika bau terbakar yang menyengat memenuhi kabin dan melalui interkom pilot mengatakan pesawat akan terpaksa melakukan pemberhentian darurat di Arab Saudi. Negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Para penumpang mengatakan puluhan orang terjebak di dalam pesawat saat pesawat berhenti di landasan. Sementara para pejabat Israel bingung memikirkan apa yang harus dilakukan pasukan keamanan Arab Saudi mengawal orang-orang Israel ke sebuah hotel.
Beberapa penumpang tampak terkejut dengan segerombolan reporter, fotografer, dan balon pesta yang menyambut mereka. “Tapi kami semua disambut dengan sangat baik (oleh Arab Saudi), kami sangat senang bahwa kami baik-baik saja dan aman,” kata Stahl.
Para penumpang mengatakan pengalaman mereka di Jeddah menyenangkan. Beberapa warga Arab Saudi bahkan menyapa mereka dalam bahasa Ibrani. Data dari situs pelacakan pesawat FlightRadar24.com menunjukkan Airbus A320 maskapai Air Seychelles, dengan nomor penerbangan HM22, dialihkan ke Jeddah pada Senin (29/8/2023) malam saat berada di atas Laut Merah. Maskapai ini tidak menanggapi permintaan komentar.
Air Seychelles A320 lainnya terbang ke Jeddah pada hari Selasa dari Dubai untuk menjemput para para penumpang dan membawa mereka ke Tel Aviv. Pada tahun 2022, Arab Saudi mencabut larangan penerbangan Israel selama kunjungan Presiden Joe Biden ke kerajaan tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menjadikan perjanjian dengan Arab Saudi sebagai fokus pemerintahnya, memanfaatkan insiden tersebut untuk menyoroti potensi peningkatan hubungan. “Saya sangat menghargai sikap hangat pemerintah Arab Saudi terhadap penumpang Israel yang penerbangannya mengalami kesulitan,” katanya dalam video yang direkam dalam bahasa Ibrani dengan teks bahasa Arab
Sambil menunjuk ke arah peta wilayah di belakangnya ia mengatakan “saya sangat menghargai sikap bertetangga yang baik.” Tidak ada reaksi langsung dari Arab Saudi. Normalisasi hubungan dengan Arab Saudi berpotensi mengubah kawasan dan meningkatkan posisi Israel dalam sejarah. Namun menuju kesepakatan semacam itu merupakan tantangan berat karena Arab Saudi menegaskan mereka tidak akan resmi mengakui Israel sebelum adanya resolusi terhadap konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Arab Saudi juga tampaknya mencari jaminan pertahanan dan akses terhadap teknologi nuklir Amerika. (Zs/Rep)