Hal ini berbeda dengan kebijakan yang dilakukan oleh Menteri Keuangan Agus Martowadojo pada tahun 2010-2013, dimana yield indonesia selalu dibawah Thailand, Vietnam dan Philipina.
“Kalau negara ratingnya rendah, bunganya lebih tinggi. Indonesia ratingnya lebih tinggi dari tiga negara itu. Harusnya kita minjam 1-2 persen lebih rendah dibandingkan negara ini,” sebut ekonom kawakan tersebut.
Menurut Rizal Ramli, berdasarkan hitungan dari stafnya, Indonesia mengalami kerugian hingga puluhan triliuan dari kebijakan Sri Mulyani tersebut. Selain itu, Rizal Ramli juga menyoroti kehidupan pejabat pajak yang sangat hedonistik.
Menurutnya hal tersebut berbanding terbalik dari apa yang seharusnya, dimana yang semestinya rakyat yang mendapatkan subsidi, bukan rakyat yang mensubsidi pegawai pajak.