Kemudian kesalahan Sri Mulyani terletak pada kebijakan yang sering berhutang dan menaikan pajak rakyat kecil, tetapi tidak berani untuk menaikan pajak dari oligarki.
“Justru oligarki dikasih dua kali tax amnesty dan dikasi tax holiday, sehingga tax ratio Indonesia 9,1 persen. Di bawah 10 persen, sebelum Jokowi 12 persen loh,” jelasnya.
Selain itu, yang membuat mantan Kabulog 2000-2001 itu tidak bisa terima kebijakan Sri Mulyani adalah setiap berhutang, yield Indonesia selalu 6,7 persen.
Menurutnya yield hutang tersebut lebih mahal dari negara-negara yang ratingnya lebih rendah dari Indonesia. Seperti, Thailand hanya 2,5 persen, Vietnam 4,2 persen, dan Philipina 6,3 persen.