spot_img
Kamis, Maret 28, 2024
spot_img

KPK Anti-Al Quran?

Oleh : Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik

KNews.id- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui Nurul Ghufron mengatakan lembaganya termasuk dirinya tidak mengetahui adanya materi soal tes wawasan kebangsaan yang menanyakan memilih Al Quran atau Pancasila. Polemik soal Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang memuat sejumlah pertanyaan kontroversi menimbulkan perdebatan ditengah publik.

- Advertisement -

“KPK dan saya tidak tahu tentang materi soalnya, metode dan bagaimana mekanisme evaluasi-nya, semuanya kami pasrahkan ke Badan Kepegawaian Negara,” kata Ghufron usai memberikan keterangan di Komnas HAM Jakarta, Kamis, (17/6).

Oleh sebab itu, lanjut dia, terkait detail apakah ada materi yang menanyakan memilih Al Quran atau Pancasila, Ghufron mengaku tidak tahu sama sekali. Pernyataan ini tidak sejalan dengan apa yang dijelaskan Firli Bahuri, yang dalam sebuah wawancara menjelaskan hal itu pertanyaan biasa yang dirinya juga pernah mendapatkannya.

- Advertisement -

Yang menjadi soal, adalah sejumlah pegawai KPK yang dikenal konsisten dalam tugas pemberantasan korupsi, yang dikenal dekat dan taat ibadah sebagai seorang muslim, dikabarkan tidak lolos TWK dan pada November 2021 harus mengakhiri kariernya sebagai petugas pemberantas korupsi.

Apakah ada desain lembaga KPK anti al Qur’an ? semua yang memilih al Qur’an atau setidaknya yang mengamalkan dan dekat dengan al Qur’an disingkirkan ?

- Advertisement -

Kalau KPK menolak mengetahui atas pertanyaan ini, tinggal dua institusi yang bertanggung jawab, yakni BKN dan Kemenpan RB. Namun, BKN mengaku telah menjalankan arahan Presiden soal TWK pegawai KPK ini.

Pertanyaan selanjutnya, apakah desain pertanyaan ini berasal dari pesanan penguasa ? apakah, ada motif jahat anti al Qur’an dalam proses rekrutmen pegawai Negera ?

Ini bukan persoalan biasa, ini persoalan serius. Umat Islam pasti marah, saat al Qur’an, kitab sucinya, dijadikan dalih untuk memutilasi secara semesta pegawai KPK, digunakan untuk membersihkan orang-orang yang bersih di KPK.

Sama saja, pertanyaan ini menuduh orang yang memilih al Qur’an tidak memiliki wawasan kebangsaan, tidak pro pemberantasan korupsi, dan tidak layak menjadi ASN karena itu hasil tesnya dikualifikasi gagal.

Negara harus mengungkap, siapa dalang dibalik pertanyaan pilih Al-Qur’an atau Pancasila. Negara, harus membersihkan al Qur’an dari tuduhan melalui pembatalan keputusan BKN yang tidak meloloskan sejumlah pegawai KPK dalam alih status menjadi ASN.

Yang tidak memiliki wawasan kebangsaan, itu yang menyebut Padang sebagai Provinsi. Yang merusak bangsa bukan yang memilih al Qur’an dari Pancasila, tapi yang korupsi dana bansos saat rakyat kesulitan hidup karena pandemi. Yang bermasalah itu Bukan Novel Baswedan dkk, tapi gerombolan Juliari Peter Batubara, Harun Masiku dan Partai asal dua orang ini.

Bagaimana dengan kondisi bangsa ini, yang baik disingkirkan, yang jahat dibela dan dipertahankan. Kalau rakyat tidak bertindak, saya khawatir kejahatan akan semakin merajalela.

Karena itu, hentikan pemecatan sejumlah pegawai KPK. Hentikan, mutilasi semesta KPK berdalih TWK. Hentikan, narasi anti Islam dalam proses mengelola negara dan pemerintahan. (AHM)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini