spot_img
Sabtu, April 20, 2024
spot_img

Konflik dengan Palestina Belum Usai, Israel Kini Hadapi Demo Besar-besaran

KNews – Konflik dengan Palestina belum usai, Israel kini hadapi demo besar-besaran. Tak hanya harus hadapi protes keras dari dunia internasional atas konflik dengan Palestina, Israel kini didemo besar-besaran atas pendudukan yang dilakukan di wilayah GolanSuriah.

Demonstrasi yang disebut sebagai protes nasional ini dilakukan untuk menentang pembangunan turbin angin yang akan dilakukan oleh Israel, serta memprotes ancaman penyerobotan tanah di wilayah Al-Shayta, Al–Hafayer dan Al-Manfukha, Suriah.

- Advertisement -

Menurut informasi yang dikutip dari laman Syiria Arab News Agency (SANA), demonstrasi dilakukan dengan mengendarai mobil dari kota dan desa untuk mencapai wilayah Masnaa.

Lalu kemudian demontrasi akan dilanjutkan dengan berjalan kaki sambil membawa spanduk yang mengutuk tindakan Israel dan membawa serta bendera Suriah.

- Advertisement -

Penolakan atas pendudukan ini sebenarnya telah berulangkali disuarakan oleh warga Golan Suriah terhadap berbagai proyek baru yang dibangun oleh Israel.

Mereka juga mengatakan kesiapannya jika harus melawan negara Zionis demi mempertahankan tanah mereka.

- Advertisement -

Syeikh Nazih Mahmoud mengatakan bahwa proyek yang dilakukan oleh Israel ini dinilai bertujuan utnuk menyingkirkan para penduduk dari Golan secara perlahan sebab proyek-proyek Israel seolah sedang berusaha untuk menggusur mereka.

Tetapi ia meyakini bahwa warga Golan mampu untuk menggagalkan proyek skema turbin milik Israel yang dinilai sebagai rencana paling berbahaya.

“Jika konfrontasi dengan pendudukan (Israel) tidak bisa dihindari dan itu adalah satu-satunya cara, maka kami akan menghadapinya dan tidak akan pelit mempertahankan tanah kami, tidak peduli seberapa mahal biayanya,” tambah Mahmoud seperti dikutip Hops.ID dari laman SANA pada Senin, 16 Mei 2022.

Sebelum proyek ini digaungkan, artikel yang dipublikasikan oleh Al Jazeera pada Desember 2021 lalu melaporkan bahwa Israel saat itu berencana menggandakan jumlah pemukim Yahudi di Daratan Tinggi Golan.

Rencana yang telah disetujui kabinet Israel ini disebut memakan biaya jutaan dolar demi membangun 7.300 rumah tambahan bagi pemukim Yahudi ilegal di dataran tinggi yang dinilai strategis itu.

Saat itu, AS menjadi satu-satunya negara yang mengakui kedaulatan Israel di Dataran Tinggi Golan, meski dunia internasional mengutuk pendudukan dan menyebutnya sebagai tindakan ilegal. Kementrian luar negeri Suriah saat itu bahkan menyebut pendudukan ini sebagai kejahatan perang.

“Suriah mengutuk eskalasi berbahaya dan belum pernah terjadi sebelumnya dari pasukan pendudukan Israel di Dataran Tinggi Golan Suriah. Kebijakan pemukiman ini merupakan pelanggaran berat dan metodologis yang meningkat ke tingkat kejahatan perang,”ungkap pernyataan Kementrian Luar Negeri Suriah saat itu. (RKZ/hops)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini