spot_img
Kamis, April 25, 2024
spot_img

Komnas HAM: CCTV Penembakan Tersangka Teroris dr Sunardi, Tuduhan pada Densus88

KNews – Komnas HAM: CCTV penembakan tersangka teroris dr Sunardi, tuduhan pada Densus88. Fakta akhirnya terkuak dari pemutaran video penangkapan tersangka teroris dokter teroris oleh Komnas HAM.

Setelah memanggil dan menggali keterangan Tim Detasemen Khusus (Densus 88) anti teror, video diputar dan diketahui jika memang ada perlawanan dari tersangka.

- Advertisement -

Tayangan ini video CCTV ini sekaligus menampik tudingan pada Densus 88 yang diduga menembak mati dokter Sunardi pria yang tengah kesulitan berjalan, dan sangat kecil kemungkinan untuk melakukan perlawanan ketika hendak ditangkap.

Dokter Sunardi Mengendarai Kendaraan Dobel Kabin

- Advertisement -

Dari video tersebut nampak dokter Sunardi yang mengendarai kendaraan dobel kabin, sudah diberikan tembakan peringatan sampai dilakukan juga terhadap tersangka totl ada 9 kali.

“Jadi kami tunjukkan semua dalam proses tadi, termasuk juga bagaimana kronologi tembakan, jadi tembakan ada sembilan kali,” kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam seperti yang dikutip Hops.ID dari kanal Youtube KOMPASTV pada  Selasa, 15 Maret 2022.

- Advertisement -

Di awal anggota Densus 88 anti teror nampak mengikuti mobil tersebut.

“Jadi ini proses awalnya yang di ini double cabin dokter Sunardi yang awalnya memang enggak ada petugas,” ujar Choirul Anam.

Personel Densus 88 Naik ke Bagian Belakang Mobil dokter Sunardi

Kemudian petugas memastikan apakah yang mengendarai mobil dokter Sunardi. Kemudian dua personel Densus 88 mulai naik ke bagian belakang kendaraan yang dikemudikan dokter Sunardi.

Setelah tahu ada orang ada di mobilnya terlihat dokter Sunardi memacu kendaraannya.

“Di titik ini dua orang yang di double cabin yang sudah masuk di double cabin itulah yang anggotanya. Yang dari sisi Utara itu lebih jelas. Ini ada dua orang petugas itu,” tuturnya.

Dokter Sunardi Sudah Diperingatkan Tapi Tak Berhenti

Choirul Anam mengungkapkan jika dua orang personel Densus 88 sudah memberikan peringatan untuk yang bersangkutan berhenti.

Selain itu sudah diberikan peringatan untuk berhenti agar petugas bisa mengungap identitas. Tapi tersangka tak menggubrisnya dan malah menambah kecepatan kendaraan.

“Ini dua orang polisi jadi setelah diperingatkan ya, disuruh berhenti dan sebagainya nanti bisa dijelaskan lebih detail, diperingatkan suruh berhenti dan sebagainya, dicegat begini sama petugas, habis itu tetap dia,” ungkapnya.

Setelah itu terjadi peristiwa insiden penabrakan. “Mau dikasih tembakan peringatan setelah turun tunjukin bahwa dia polisi, tetap jalan. Di situlah ada nabrak pertama, nah ini petugas yang turun dari mobil petugas Innova naik ke kabin,” katanya.

Terjadi kejar-kejaran dengan kecepatan tinggi

Kemudian kejar-kejaran berlanjut dengan kecepatan cukup tinggi.”Terus itu kita kejar-kejaran, cukup kencang,” imbuhnya.

Mobil petugas sempat memepet mobil tersangka hingga bahu jalan, tetap tak mau berhenti sampai muncul percikan api dari dua mobil yang bergesekan.

“Ini dipepet ini, tapi tetap aja disuruh berhenti nggak mau, ini batas jalan aspal ini, tanahnya, kayak di bahu jalan kalau di tol, lanjut ini ada yang lebih jelas tapi tetap nggak mau berhenti. Ini yang mulai serempet-serempetan, ini sampai muncul percikan api,” terangnya.

Setelah diberitahu identitas petugas tetap kabur

Setelah ditunjukkan identitas polisi, dan surat penangkapan bahkan dokter Sunardi malah nekad kabur. “Ketika memang peringatan dihentikan yang di situ ditunjukkan bahwa dia polisi, surat penangkapan ya. Habis itu dia kabur,” tuturnya.

Saat akan kabur sebenarnya sudah diberikan tembakan peringatan oleh petugas. Selanjutnya diberikan tembkan peringatan beberapa kali juga tak berhenti.

“Mau kabur kasih tembakan peringatan pertama, terus petugasnya naik ke double cabin, kasih peringatan lagi, tembakan udara dua kali, enggak berhenti-berhenti,” jelasnya.

Tak mau berhenti meski ditembak tangannya

Bahkan sempat ditembak tangannya juga tak berhenti. “Nembak sebelah kiri sebelah kiri bangku, itu kan sendirian kalau sopirnya sebelah kanan yang kosong sebelah kiri, itu juga ditembak dari atas juga enggak berhenti, baru tembak berikutnya tembak tangan enggak berhenti,” jelasnya.

“Tembak bahu-kaki enggak berhenti, baru tembak badan, nggak berhenti, itu yang pertama. Terus akhirnya nabrak itu,” imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, tersangka dokter Sunardi ditembak mati oleh Densus 88 di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Beberapa pihak sempat mencurigai Densus 88 melakukan pelanggaran HAM karena menembak dokter Sunardi yang disebutkan kesulitan berjalan karena ada masalah kesehatan pada kakinya. (RKZ/hops)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini