spot_img
Jumat, Maret 29, 2024
spot_img

Kabinet Muhammadiyah Lebih Pancasilais daripada Kabinet Indonesia Maju

Kita tahu pemilu dan pilpres kita itu terlalu rumit, panjang, penuh intrik, berdarah darah sampai timbulnya korban anggota TPS sampai ratusan orang.. ngeri dan mengerikan. Terlalu bertele-tele dengan biaya  mahal. Dampak politiknya masyarakat terbelah dan melahirkan konflik tanpa ujung. Sangat berbeda dengan proses pemilihan di Muhammadiyah.

Dalam muktamar ada peserta resmi dan peninjau. Yang luar biasa ada penggembira. Peserta penggembira ini jauh lebih besar datang dari seluruh penjuru tanah air. Mereka datang dengan penuh gembira, hebatnya dalam ukhuwah tercipta rasa satu tidak ada rasa berbeda dengan para peserta resmi muktamar sekalipun fungsi dalam muktamar pasti berbeda.

- Advertisement -

Para penggembira datang dengan biaya sendiri sendiri penuh rasa bangga karena rasa memiliki Muhammadiyah. Mereka bukan pendukung salah satu calon ketua, tidak punya hak suara.  tidak punya hak bicara, hanya punya hak untuk bergembira. Mereka gembira dengan jaminan adanya budaya bersih, jujur dan damai di Muktamar Muhammadiyah. Bersih muktamar, bersih niat, pikiran dan bersih fisik di lingkungan muktamar.

“Kembali bayangan terjadinya pemilihan Presiden yang bisa se damai pemilihan kabinet Muhammadiyah”. Bayangan itu kembalinya fungsi MPR sebagai lembaga tertinggi negara memilih Presiden dengan kawalan sistem yang ketat dari virus praktek  transaksi politik intervensi kekuatan dari luar, selain murni pilihan sesuai pilihan rakyat.

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini