spot_img
Kamis, Mei 2, 2024
spot_img

Jelang Lebaran Kebutuhan Nasabah Meningkat, Bisnis KTA BNI Naik 25%

KNews – Jelang lebaran kebutuhan nasabah meningkat, bisnis KTA BNI naik 25%. Tangkap peningkatan kebutuhan nasabah jelang lebaran, perbankan memacu bisnis kredit tanpa agunan (KTA).

Bisnis yang mengandalkan payroll ini, diprediksi akan terus meningkat hingga penghujung tahun. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencermati permintaan KTA di periode ramadan menunjukkan peningkatan signifikan.

- Advertisement -

Pemimpin Divisi Manajemen Produk Konsumer BNI Teddy Wishadi menyatakan penyaluran BNI Fleksi Maret naik hingga 25% dibandingkan bulan sebelumnya dipicu karena kebutuhan lebaran.

“Menyambut Idul Fitri, KTA BNI Fleksi memberikan program bagi-bagi THR yaitu pemberian reward cashback, pemberian fitur serta rate yang menarik. Portfolio KTA BNI Fleksi kuartal 1-2022 tumbuh di atas 20% Yoy dan telah melampaui target proporsional,” ujarnya kepada Kontan.co.id pada Rabu (20/4).

- Advertisement -

Adapun bank sentral masih optimis fungsi intermediasi perbankan masih bisa tumbuh optimal. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan proyeksi pertumbuhan kredit perbankan di 2022 masih di kisaran 6% hingga 8%.

Sedangkan himpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan masih diperkirakan akan naik 7% hingga 9% pada tahun ini.

- Advertisement -

“Sebab, baik penawaran maupun permintaan kredit mengalami perbaikan. Dari sisi penawaran perbankan terjadi perbaikan, tak hanya suku bunga tapi likuiditas yang berlebih. Lending standar juga terus alami perbaikan, dalam arti, appetite bank dalam salurkan kredit makin baik dan meningkat,” ujarnya.

Dari sisi permintaan, BI melihat kondisi korporasi terus menunjukkan perbaikan, seluruh korporasi yang kami pantau, dari korporasi publik maupun besar seluruhnya tunjukkan penjualan yang meningkat.

Begitupun belanja modal korporasi yang terus meningkat. Dengan kenaikan penawaran bank dan permintaan korporasi yang terus membaik.

“Maka kredit yang capai 6,65% di Maret 2022 akan terus naik. Maka secara keseluruhan kredit akan tumbuh 6% sampai 8% untuk keseluruhan tahun 2022.Pertumbuhannya akan ikuti pola pertumbuhan ekonomi, tapi secara keseluruhan akan terus meningkat sejalan makin peningkatan mobilitas masyarakat,” tutur Perry.

Pertumbuhan kredit ini akan datang dari sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, terutama berbasis orientasi ekspor yang didukung kenaikan harga komoditas ekspor.

Lantaran sektor ini menunjukkan tunjukkan perbaikan baik dari sisi dunia usaha maupun penyaluran kredit.

Juga sektor yang sejalan peningkatan mobilitas seperti industri makanan minuman maupun perdagangan, baik eceran maupun besar. Juga sektor transformasi dan logistik yang terus alami perbaikan.

Adapun Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan permintaan kredit lebih sustain (berkelanjutan). Lantaran secara supply maupun demand kredit telah terjadi peningkatan.

Lantaran BI memantau 499 perusahaan yang telah menunjukkan peningkatan penjualan. Begitupun dengan belanja modal yang terus mengalami perbaikan. Seiring dengan peningkatan penjualan, permintaan kredit modal kerja ikut terangkat.

Sedangkan, peningkatan belanja modal ikut mendorong permintaan kredit investasi. Di sisi lain, perbankan makin nyaman memberikan kredit ke sektor usaha.

BI mencatatkan kredit tumbuh 6,65% year on year (yoy) per Maret 2022. Peningkatan kredit ini terjadi di berbagai kelompok bank, segmen kredit, dan sektor perekonomian.

Hal ini seiring dengan pemulihan kinerja sektor korporasi dan rumah tangga. Pemulihan sektor korporasi terus berlanjut tercermin dari kenaikan penjualan dan belanja modal.

Serta terjaganya kemampuan membayar. Perbaikan sektor korporasi ini meningkatkan permintaan kredit perbankan.

Lebih lanjut, kredit UMKM mampu tumbuh lebih cepat, naik 14,98% yoy pada Maret 2022. Khususnya, bersumber pada kredit mikro dan kecil yang terus mengalami peningkatan. (RKZ/kkci)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini