KNews.id- Palestina diminta agar tidak percaya begitu saja atas kesepakatan gencatan senjata dengan Israel. hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas.
“Saya tidak percaya Israel akan benar-benar berhenti untuk mencaplok dan merampas tanah, serta menjajah rakyat dan bangsa Palestina. Karena yang namanya penjajah itu tidak pernah bisa dipercaya apalagi kita sebagai bangsa sudah pernah punya pengalaman panjang dan pahit di masa penjajahan Belanda,” tegasnya, keterangan tertulisnya, Jumat (21/5) lalu.
Ia mengungkapkan kisah saat Belanda masih menjajah Indonesia. Saat itu kata Abbas, pasukan Belanda berperang melawan kaum Paderi di Sumatra Tengah lalu dia melakukan genjatan senjata dengan kaum Paderi karena Belanda harus menghadapi perlawanan Pangeran Diponegoro di Pulau Jawa.
Namun, begitu tugas mereka selesai melumpuhkan perlawanan Pangeran Diponegoro mereka kembali berperang melawan kaum Paderi sampai kaum paderi akhirnya bisa mereka kalahkan. “Jadi menurut saya jangan terlalu percaya kepada siasat Israel ini,” ketus Abbas.
Abbas juga berharap, semestinya dunia Islam terutama negara-negara yang bertetangga dengan Israel bisa melihat dan menyimpulkan bahwa ternyata Israel yang selama ini digembar-gemborkan memiliki angkatan perang dan pertahanan yang sangat kuat serta tidak bisa dijebol dan dipatahkan ternyata keadaannya tidaklah demikian. Buktinya dalam melawan roket-roker hamas saja mereka benar-benar tidak mampu dan benar-benar kewalahan menghadapinya.
Atas kondisi tersebut, dunia Arab harusnya bisa menekan Israel agar kembali ke posisinya semula dan melepaskan semua tanah rakyat dan bangsa Palestina yang mereka rampas dan duduki. Kalau Israel menolak maka dunia arab harus bersatu untuk merebutnya kembali dengan menyerang Israel secara frontal dari semua lini, baik darat laut maupun udara.
“Sampai Israel bertekuk lutut dan tunduk serta patuh kepada keputusan lembaga-lembaga internasional dan menghormati nilai-nilai peri kemanusiaan dan peri keadilan yang luhur dan mulia,” tutupnya. (AHM/bcra)