spot_img
Jumat, Mei 10, 2024
spot_img

Hari Internasional, Al-Quds Al-Sharif

KNews.id- Bulan Ramadhan merupakan momentum yang begitu istimewa bagi kaum Muslim di berbagai belahan dunia untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa dan memanfaatkan saat-saat rohani pada bulan yang penuh berkah ini untuk meningkatkan ketaatan kepada Sang Pencipta.

Pada bulan Ramadhan ini pula, terdapat salah satu hari yang istimewa dalam sejarah kontemporer umat manusia, yaitu “Hari Internasional Al-Quds” yang merupakan sebuah aksi solidaritas bersama di dunia yang rutin diselenggarakan setiap hari Jumat  terakhir di bulan Ramadhan. Pada tahun ini pun Hari Internasional Al-Quds jatuh pada tanggal 29 April 2022 dan berkaitan dengan itu kami akan menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:

- Advertisement -
  • Pendiri Republik Islam Iran Ayatullah Ruhollah Khomeini (ra) telah menetapkan Jumat terakhir bulan Ramadhan sebagai “Hari Internasional Al-Quds” untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Pada hari ini umat Islam di berbagai negara Muslim dan para pendukung kemanusiaan serta penuntut kebebasan akan menggelar berbagai kegiatan dan aksi solidaritas sebagai bentuk dukungan kepada rakyat tertindas “Hari Internasional Al-Quds” diperingati oleh berbagai komunitas di hampir 80 negara, bahkan di negara-negara dengan minoritas penduduk Muslim karena mendukung dan membela Al-Quds AL-Sharif tidak terbatas bagi Muslim dan negara-negara Islam. Membela Baitul Maqdis sama seperti membela rumah dan memuliakan kebebasan. Pada tahun ini pun walau pandemi Covid-19 telah membatasi kegiatan masyarakat di berbagai negara dunia tetapi penyampaian solidaritas internasional kepada masyarakat Palestina melalui berbagai cara inovatif tetap akan disampaikan dengan sebuah slogan yang sama yaitu “Kegagalan Kesepakatan Abad, Kegagalan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis dan konsolidasi kepada  cita-cita Palestina”.
  • Pentingnya “Hari Internasional Al-Quds” dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu untuk menghidupkan isu Palestina, mendukung bangsa tertindas Palestina dan resistensi mereka melawan kezaliman, melawan terorsime dalam bentuk penjajahan serta mengutuk intervensi kekuatan besar di
  • Terdapat tiga alasan penting yang menjadikan isu Palestina menjadi isu utama bagi dunia Islam yaitu identitas agama di Palestina sebagai wilayah yang penting untuk berbagai agama khususnya agama Islam, identitas pendudukan rezim Zionis Israel yang terus melancarkan pendudukan dan kebijakan ekspansionismenya dan identitas koalisi antara Barat dan rezim Zionis Israel untuk terus memecah belah dan menyebarkan dualitas antara umat Muslim dengan tujuan melanjutkan pendudukan
  • Pada saat berbagai perkembangan di dunia antara lain isu terorisme, krisis ekonomi, pandemi Covid-19 dll, telah mengalihkan perhatian komunitas internasional dari isu Palestina dan menguntungkan Zionisme global dan Israel; Perayaan “Hari Internasional Al-Quds” secara masif dan inovatif sangatlah bermakna bagi masyarakat Palestina yang tertindas karena “Hari Internasional Al-Quds” adalah refleksi dan peran dunia Islam dalam upaya pembebasan Palestina secara
  • “Hari Internasional Al-Quds” adalah momentum komunitas dunia untuk mengutuk tindakan ilegal memindahkan kedutaan besar Amerika ke Al-Quds dan mengakuinya sebagai ibukota rezim Zionis seraya menuntut pembebasan Al-Quds dan mendukung rakyat tertindas Palestina tetap menjadi prioritas pertama dunia Islam serta mengecam setiap aksi yang ingin mengesampingkan prioritas ini dan upaya mengalihkan pikiran umat
  • “Hari Internasional Al-Quds” tahun ini pun begitu penting dikarenakan AS bersama dengan rezim zionis Israel memaksakan kehendek keji mereka kepada masyarakat Palestina melalui “Kesepakatan Abad” alias “Konspirasi Abad” dan upaya “Normalisasi Hubungan” dengan negara-negara Islam.
  • Republik Islam Iran percaya bahwa “Kesepakatan Abad” dan normalisasi hubungan rezim Zionis dengan negara-negara Islam adalah pengkhianatan terhadap hak dan cita-cita masyarakat Palestina dan penikaman mereka dari belakang. Kami melihat upaya normalisasi sebagai sebuah alat untuk memperkokoh pendudukan ilegal rezim zionis atas tanah Palestina dan pembentukan “Single State” di atas tanah air Palestina.
  • Meskipun melalui upaya normalisasi, rezim zionis telah mampu memperkuat hubungannya dengan beberapa negara Arab dan sampai batas tertentu mengamankan kepentingan politiknya, tetapi hal ini tidak mengurangi tantangan Israel, terutama dalam dimensi ekonomi dan keamanan. Salah satu alasannya adalah kebencian dan kemarahan opini publik Arab dan dunia Islam terhadap rezim Israel yang bukan hanya tidak berkurang usai normalisasi hubungan, tetapi bahkan meningkat sebagai akibat dari perilaku negara-negara Arab dan meningkatnya kekerasan Israel terhadap Palestina.
  • Republik Islam Iran percaya bahwa normalisasi hubungan antara beberapa negara Arab dengan rezim apartheid Israel adalah hasil dari perhitungan dan penyusunan strategi yang salah oleh mereka. Pendekatan keliru ini membuat mereka mengabaikan pihak-pihak pembela hak bangsa Palestina dan jatuh ke dalam perangkap yang disiapkan oleh AS dan rezim Zniois yang tujuan utamanya hanya memecah belah bangsa Islam dan melanjutkan hegemoninya.
  • Kami menyerukan kepada negara-negara yang telah menandatangani perjanjian untuk memulihkan hubungan dengan rezim Zionis agar meninjau kembali langkah itu dikarenakan kehadiran berbagai gerakan resistensi dan perlawanan bangsa Palestina di samping dukungan dari berbagai negara Islam membuat rezim Zionis Israel mengalami kondisi yang begitu rapuh dan lemah sehingga kemerdekaan Palestina yang sesungguhnya tidak jauh untuk diraih.
  • Republik Islam Iran menganggap solusi demokratis dan politik untuk isu Palestina adalah memberikan hak menentukan nasib sendiri kepada rakyat Palestina yaitu dengan kembalinya seluruh pengungsi Palestina ke tanah air mereka dan penyelenggaraan referendum komprehensif dan bebas di seluruh wilayah Palestina yang diikuti oleh semua penduduk asli Palestina di hadapan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Ini merupakan solusi dan penyelesaian secara adil atas hak rakyat tertindas Secara umum solusi usulan Republik Islam Iran yang telah terkomunikasikan ke Sekretaris Jenderal PBB mencakup beberapa hal sebagai berikut: (PBB).
    • Seluruh pengungsi Palestina memiliki hak untuk kembali ke tanah air
    • Seluruh masyarakat Palestina, penganut agama apa pun (Islam, Kristen, Yahudi) harus menentukan nasib, masa depan dan sistem politik negara mereka melalui proses referendum yang adil dan
    • Berdirinya sistem politik pilihan mayoritas rakyat
    • Sistem politik pilihan mayoritas masyarakat Palestina akan memutuskan tentang nasib pihak-pihak pendatang ke wilayah

Hal yang amat penting berkaitan dengan Palestina adalah tindakan “pendudukan” sebagai langkah ilegal yang bertentangan dengan peraturan internasional dimana langkah normalisasi hubungan menjadi bentuk penerimaan pendudukan pada saat hal ini (pendudukan) bertentangan dengan hukum internasional serta berlawanan dengan undang-undangn dasar dari berbagai negara, maka Republik Islam Iran mengajak seluruh negara dunia khususnya negara-negara Muslim untuk melakukan upaya yang diperlukan guna mendukung penuh resistensi dan perjuangan rakyat Palestina serta menolak berbagai prarkarsa palsu antara lain Kesepakatan Abad maupun normalisasi hubungan dengan rezim Zionis serta membantu proses penyelesaian masalah Palestina secara adil dan demokratis. (AHM)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini