Sebelumnya, pada akhir November lalu, Hamas menyerukan agar warga Palestina bersiap menghadapi serangan resmi Israel di Masjid Al-Aqsa. Seruan ini dilakukan Juru bicara Hamas Abdul Latif Al-Qanou setelah ekstremis sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir MK, pemimpin Partai Otzma Yehudit, berencana untuk mengubah status quo di Masjid Al-Aqsa.
“Ancaman ekstremis Ben-Gvir, yang ditunjuk sebagai Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel yang baru, untuk mengubah status quo di Masjid Al-Aqsa sekali lagi membuktikan bahwa pemerintah Israel yang akan datang memiliki kecenderungan neo-fasis,” kata Al-Qanou dilansir dari Middle East Monitor, Senin (28/11)
“Janji Ben-Gvir datang di tengah seruan pemukim untuk menyerbu Masjid Al-Aqsa dalam beberapa hari mendatang. Orang-orang kami harus bersiap untuk menghadapi pelanggaran pemukim dan serangan resmi pemerintah Israel di tempat suci kami,” sambungnya.
Al Qanou bersikeras bahwa ancaman “penjahat” Ben-Gvir akan gagal seperti semua upaya pendahulunya, yang juga mencoba membuat perubahan di Yerusalem yang diduduki untuk menyembunyikan sejarah nyata dan identitas agama asli Masjid Al Aqsa.