spot_img
Sabtu, April 20, 2024
spot_img

Guru Besar UI: Uang Hasil Narkoba dan Korupsi yang Disimpan di Panama Papers serta Pandora Papers

KNews.id- Uang hasil narkoba dan korupsi yang disimpan di Panama Papers serta Pandora Papers.

Siapapun yg ada namanya di Panama Papers & Pandora Papers, uangnya hasil dr narkoba atau garong (korupsi) kalau engga utk apa simpan di BVI, Panama, Cayman Island & Luxemburg?” kata Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Prof Ronnie H Rusli, PhD di akun Twitter-nya @Ronnie_Rusli.

- Advertisement -

Kata Ronnie, para pengusaha Indonesia biasanya menyimpan di bank Singapura atau di berbagai bank di Indonesia.

Kalau ada orang Indonesia hasil bisnisnya bisa simpan di S’pore, atau di Citi Bank Indonesia bank2 yg nyata,” jelasnya.

- Advertisement -

Taro uang di bank2 asing di LN ada masa kadaluarsa utk uang2 yg disimpam “Idle” tdk di ambil2 krn soal hukum atau takut di transfer krn uang di Cayman, Lichtensten, Panama dll kebayakan uang hasil narkoba jd hrs ada bukti kl mau transfer via SWIFT dlm jumlah besar & Kemenkeu tau,” jelasnya.

Sebelumnya, dalam dokumen yang dilihat Tempo, Airlangga disebut mendirikan perusahaan cangkang sebagai kendaraan investasi serta untuk mengurus dana perwalian dan asuransi.

- Advertisement -

Airlangga tercatat memiliki dua perusahaan cangkang di British Virgin Islands, yurisdiksi bebas pajak di kawasan Karibia. Dua perusahaan itu antara lain Buckley Development Corporation dan Smart Property Holdings Limited.<!–more–>

Di dalam dokumen itu, Buckley Development diberi warna merah. Perusahaan ini disebut perlu melengkapi informasi jumlah dan nilai aset yang dimiliki serta tujuan pendirian perusahaan.

Dalam lampiran surat elektronik dokumen bertarikh Oktober 2016, anggota staf Trident menyebutkan perusahaan yang berlabel merah dinyatakan sudah tutup lapak.

Soal temuan tersebut, Airlangga mengklaim tidak mengetahui pendirian Buckley Development dan Smart Property. Ia pun membantah jika dikatakan berniat mencairkan polis asuransi melalui dua korporasi tersebut.

“Tidak ada transaksi itu,” kata Airlangga dalam wawancara khusus dengan Tempo, 31 Agustus 2021 lalu.

Pejabat lainnya, Luhut Pandjaitan, menurut notula rapat yang dibaca Tempo, tercatat menghadiri rapat direksi perusahaan bernama Petrocapital SA, yang terdaftar di Republik Panama. Luhut tercatat hadir langsung dalam beberapa kali rapat yang berlangsung selama 2007-2010.

Luhut pertama kali ditunjuk menjadi Presiden Direktur Petrocapital dalam rapat yang digelar pada 19 Maret 2007. Ia dipilih bersama dua orang lain dan berkantor di Guayaquil, Ekuador. Pertemuan itu juga mengesahkan perubahan nama perusahaan dari Petrostar International SA menjadi Petrostar-Pertamina International SA.

Juru bicara Luhut, Jodi Mahardi, mengkonfirmasi kabar bahwa Petrocapital dibentuk di Republik Panama. Ketika perusahaan minyak dan gas itu didirikan pada 2006, modal awal yang disetor sebesar US$ 5 juta—setara dengan Rp 71,5 miliar menggunakan kurs saat ini. Perusahaan itu dibuat untuk mengembangkan bisnis di luar negeri, khususnya di wilayah Amerika Tengah dan Selatan.

Menurut Jodi, Luhut hanya menjabat eksekutif Petrocapital selama tiga tahun sejak 2007. Ketika Luhut memimpin, perusahaan tersebut gagal memperoleh proyek eksplorasi migas yang layak. Jodi membantah kabar bahwa Luhut berkongsi dengan perusahaan minyak milik pemerintah Indonesia dan mengubah nama perusahaan. (Ade/SN)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini