“Kemungkinan Desember akan naik lagi jadi 50 bps sehingga 4,5 persen. Kami perkirakan akan naik lagi menjadi 5 persen dan puncaknya kuartal I dan kuartal II dan tidak akan segera turun, dan inilah higher for longer,” kata Perry.
Karena inflasinya dari sisi pasokan, yaitu kendala di rantai pasokan energi dan pangan, menurut dia belum tentu inflasinya akan segera turun. Sehingga antara kenaikan suku bunga dan inflasi tinggi akan terus kejar-kejaran. Maka, dia menyatakan akan terjadi stagflasi, bahkan ke arah reflasi.
“Ini yang kenapa disebut risiko stagflasi, pertumbuhan yang stagnan menurun bahkan sekarang ada risiko reflasi, yaitu risiko resesi dan tingginya inflasi ini yang ketiga,” ucap Perry.