Dilaporkan bahwa Indonesia dinilai atraktif bagi Tesla karena memiliki cadangan logam yang diperlukan untuk produksi baterai. Sebab, Tesla telah memulai produksi baterainya sendiri dengan kapasitas produksi tambahan yang berlokasi di Indonesia.
Indonesia memiliki cadangan logam yang diperlukan dan ini dinilai merupakan langkah yang cerdas. Produksi mobil Tesla di Indonesia juga ditengarai akan sangat nyaman. Sebab, ini dimungkinkan untuk memasok pasar Australia, Selandia Baru, Taiwan, dan negara tetangga lainnya.
Menurut informasi yang diterima, dengan perluasan penuh, pabrik Tesla akan memproduksi hingga 1 juta mobil per tahun. Pembahasan meliputi rencana beberapa fasilitas di dalam negeri dengan berbagai fungsi dalam manufaktur dan rantai pasokan, lagi-lagi ini kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya.
Saat ini, kesepakatan belum ditandatangani, dan kesepakatan mungkin masih belum terjadi. Masih menurut Tesmanian.com, Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia mengatakan, Tesla sedang dalam pembicaraan dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ketika ditanya tentang potensi kesepakatan itu, Rabu (11/1).