“Namun pertumbuhan konsumsi diprediksi akan sedikit melambat seusai momen Lebaran karena dipicu faktor musiman yang terjadi secara berulang,” ujarnya.
Ia menerangkan, pada 2021-2022 sebagian besar masyarakat memprioritaskan penghasilannya untuk ditabung dan menahan kebutuhan yang dirasa tidak begitu penting untuk dibelanjakan.
- Advertisement -
Namun kondisi tersebut, kata dia, berbeda pada tahun 2023. Di mana, sentimen konsumsi akan menjadi stabil. Kondisi ini juga didorong oleh kenaikan upah minumun nasional sekitar 7% sehingga menjadikan indeks kepercayaan konsumen lebih stabil. (Bay/Ibn)