Menurutnya, hilirisasi nikel tidak boleh hanya menjadi bahan setengah jadi. Ke depan, nikel harus dapat diolah menjadi barang jadi salah satunya baterai mobil listrik. Dirinya optimis permintaan akan baterai mobil listrik semakin besar mengingat industri otomotif dunia tengah berlomba-lomba memproduksi mobil listrik.
“Maka kita ingin, Indonesia ke depan jadi negara produsen baterai mobil terbesar di dunia,” ungkapnya.
Saat ini Indonesia sudah dilirik oleh sejumlah perusahaan besar dunia berinvestasi terkait mobil listrik. Pertengahan tahun ini, LG Electronics berminat untuk merelokasi pabrik mobil listriknya dari China ke Indonesia dengan nilai investasi diperkirakan mencapai US$9,8 miliar.