spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

BTN Optimistis Berjaya Dibisnis Pembiayaan Properti Asia Tenggara pada Tahun 2025

KNews.id- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) optimistis akan berjaya di bisnis pembiayaan properti Asia Tenggara pada tahun 2025. Direktur Risk Management and Transformation BTN, Setiyo Wibowo, menyatakan, pangsa pasar kredit pemilikan rumah (KPR) masih terbuka dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia karena penduduk Indonesia terbilang besar.

Ia menyebut suatu bank dikatakan sebagai mortgage bank bila memiliki portofolio KPR setidaknya 40% dari total penyaluran kredit. Di kawasan Asia Tenggara, baru ada DBS Group dan CIMB Group yang cukup kuat di segmen ini.

- Advertisement -

“Di sisi aset, pertumbuhan BTN sudah lebih bagus dari mereka (DBS dan CIMB), tapi kualitas dan return on equity (RoE) dan net interest margin (NIM), BTN masih di bawah mereka. Kita bisa harus delivery lebih bagus,” ujar Setyo.

BTN pun menargetkan bisa memiliki RoE 16% hingga 18% pada 2025 dengan terus melakukan perbaikan proses bisnis. Adapun hingga Juni 2021, RoE BTN berada di level 11,02%.

- Advertisement -

Ini lantaran masih tingginya biaya kredit atau cost of credit. Guna mencapai target itu, BTN ingin menurunkan biaya dana dengan terus meningkatkan dana murah alias current account and saving account (CASA) hingga dua kali lipat pada 2025 dari posisi 2020. Lantas, menjadi one stop financial solution.

“Bila dulu sebagai bank KPR, kita ingin jadi bank yang memberikan semua solusi ke nasabah. Kalau KPR di BTN harapannya semua transaksi di BTN. Lalu membentuk digital innovator khususnya mortgage ecosystem. Juga menjaga aset kualitas atau NPL sehingga tetap berkelanjutan,” katanya.

- Advertisement -

Oleh sebab itu, BTN tengah mengakuisisi salah satu modal ventura untuk membentuk ekosistem digital di sektor properti. Setyo bilang, saat ini proses akuisisi masih dalam due diligence. Anak usaha ini nantinya bisa menjadi kendaraan bagi BTN dalam membesarkan bisnis asset management, payment, hingga switching ke depannya.

Namun, BTN menunda keinginan memiliki anak usaha yang bergerak di bidang asuransi jiwa hingga tahun 2022 atau 2023. Lantaran Kementerian BUMN meminta BTN bekerjasama dengan IFG Life, sembari BTN membangun use case asuransi jiwa.

Ia juga mengakui, mengelola perusahaan asuransi tidak mudah. Ia bilang, anak usaha ini nantinya akan mendukung bisnis segmen ritel BTN. Memang, setiap pembelian KPR membutuhkan perlindungan asuransi jiwa. (Ade/kntn)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini