“Apalagi bank-bank Indonesia jarang kepemilikannya pada US Treasury. Kemudian, kita stressing valuasi terhadap yield SBN, karena bank mempunyai aset dalam bentuk SBN pemerintah. Dan stress test-nya tergantung bank-bank ini memegang SBN-nya available for sale (AFS) atau HTM (hold to maturity). Tahun lalu sebagian besar bank di Indonesia sudah mulai menggeser SBN ke HTM,” imbuhnya.
Selanjutnya, bank-bank yang memiliki kemungkinan negatif valuasi sudah membentuk CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai), dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio /CAR) sebesar 25,88% pada Januari 2023 cukup untuk menjadi bantalan risiko.
“Sehingga secara keseluruhan assesment stress test kami menyimpulkan kondisi bank-bank Indonesia berdaya tahan terhadap dampak ini dan menghadapi gejolak global,” tutup Perry. (Bay/Ibn)