spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Begini Klarifikasi Azam Khan Soal Kata ‘Monyet’

KNews – Begini klarifikasi Azam Khan soal kata ‘monyet’. Advokat Azam Khan akhirnya turut minta maaf kepada masyarakat Kalimantan atas ucapannya soal monyet saat mengkritik Ibu Kota Negara.

Kawan Edy Mulyadi ini menjelaskan, apa konteks bahasa monyet yang ia utarakan dalam konferensi pers merespons keputusan pemerintah soal IKN di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

- Advertisement -

Azam yang merupakan advokat ini menjelaskan, konteks kata dan kalimat monyet untuk IKN itu, bukan dimaksudkan untuk menghina orang atau suku di Kalimantan.

Konteks Monyet itu untuk Diri Sendiri

Dia berdalih konteks monyet itu adalah untuk mengibaratkan dirinya pribadi.

- Advertisement -

“Sebenarnya konteks bahasa itu faktanya pada diri saya. (kalau) saya pindah (ke IKN), saya sama dengan monyet. Saya pindah, sama dengan monyet, karena situasionalnya masih waktu itu adalah hutan,” jelas Azam di Youtube Eggi Sudjana, Senin 24 Januari 2022.

Mengapa Azam mengibaratkan dia adalah monyet andai mau pindak ke kompleks IKN? Ya karena di sana masih hutan belum ada apa-apa.

- Advertisement -

“Kalau saya hidup sendiri di hutan, tidak ada bangunan, maka saya konteksnya, saya sama (saja) dengan monyet,” kata Azam yang bermukim di Jakarta Pusat.

Lantaran ucapannya soal monyet dan IKN ini sudah memicu amarah orang Kalimantan, Azam menyampaikan minta maaf kepada orang Kalimantan.

“Itulah, jadi konteks ini saya luruskan. Saya sampaikan lillahi taala, tidak ada maksud dan mohonkan jika memang ada kesan saya menyampaikan mis (salah), saya mohon maaf. Saya sudah bersumpah kepada Allah, saya (tidak) berbohong. Kepada saudara-saudara di seluruh Kalimantan, kalau saya dinggap salah, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Demi Allah, saya tidak maksud sedikitpun mendiskreditkan orang Kalimantan dalam konteks bahasa itu,” kata dia.

Edy Mulyadi Minta Maaf

Edy Mulyadi akhirnya meminta maaf terkait dengan pernyataan Kalimantan sebagai tempat ‘jin buang anak’.

Dia pun memberikan klarifikasi bahwa istilah ‘jin buang anak’ itu sebenarnya digunakan untuk menggambarkan tempat yang jauh.

“Jangankan Kalimantan, dulu monas itu disebut tempat ‘jin buang anak’,” ujar Edy Mulyadi dalam saluran YouTube pribadinya, Youtube Bang Edy Channel, pada Senin, 24 Januari 2022.

Salah satu contoh lain, kata Edy Mulyadi, ialah Bumi Serpong Damai (BSD) yang pada era 1980-1990-an termasuk tempat Jin Buang Anak.

Kendati demikian dia tetap meminta maaf apabila pernyataan tersebut menyinggung masyarakat Kalimantan.

“Tapi bagaimana pun jika teman di Kalimantan merasa terganggung, saya minta maaf,” katanya. (RKZ/hops)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini