spot_img
Senin, April 29, 2024
spot_img

Barang China di RI Kok Bisa Murah Banget? Ini Penyebabnya

KNews.id – Sudah bukan rahasia lagi bahwa barang buatan China memiliki harga yang terbilang murah. Tidak heran, produk berlabel made in China dapat bersaing dan tersebar pada banyak negara.

Lantas kenapa barang-barang buatan China harganya bisa lebih murah di banding produk dari negara lain, bahkan dari Indonesia?

- Advertisement -

Berikut paparannya menurut Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi kepada CNBC Indonesia:

Efisien
“Tak hanya dari segi upah, biaya di China itu memang lebih efisien. Mulai dari pelayanan, insentif, harga energi, sampai infrastruktur yang tentu berdampak ke cost juga. Perizinan kita memang sudah mengarah ke sana ya, lebih efisien,” cetusnya.

- Advertisement -

“Ini membuat biaya produksi di sana bisa jauh lebih murah,” kata Ristadi.

Kebijakan Upah
Ristadi mengatakan, ada salah kaprah soal kebijakan pengupahan di dalam negeri. Yaitu, soal upah minimum.

- Advertisement -

“Dsini ada salah kaprah soal upah minimum, dianggap sebagai upah maksimum. Perusahaan seolah, penting sudah mengikuti aturan. Akibatnya, pekerja yang baru masuk dan yang sudah puluhan tahun bekerja, upahnya sama,” kata Ristadi.

Produktivitas Pekerja
Karena itu, lanjut Ristadi, meski tak bisa menyalahkan sepenuhnya, kebijakan pengupahan juga berdampak pada produktivitas pekerja.

“Tapi memang ada lah pengaruh attitude dan lingkungan juga terhadap produktivitas pekerja. Karena pekerja merasa mau rajin atau tidak, gajinya sama,” jelasnya.

Meski, tambahnya, produktivitas pekerja China dan Indonesia memang tak bisa dibandingkan begitu saja.

“Kalau pekerja China itu memang seperti nggak ada capeknya. Dan, saya pernah kunjungan pabrik, ada pekerja China dan lokal, cara masang batanya itu memang beda,” tuturnya.

Dia pun bercerita ketika ada protes kepada perusahaan yang memberi upah lebih besar kepada pekerja China.

“Jawabnya, 1 pekerjaan yang ditangani pekerja China, ditangani 2 orang oleh lokal. Bukan merendahkan, tapi faktanya begitu. Misalnya 1 tim anggotanya 10, yang jadi mandornya itu 7 orang.

Jadi memang, ya itu, ada pengaruh attitude terhadap produktivitas,” katanya.

Kualitas Pekerja
Ristadi berharap pemerintah mengevaluasi kebijakan-kebijakan terkait upah minimum. Dan, memacu peningkatan kualitas pekerja Indonesia melalui pendidikan vokasi.

Sebab, katanya, memacu kualitas dan tingkah laku (attitude) pekerja Indonesia memang membutuhkan peningkatan lebih baik. Dengan begitu, bisa lebih bersaing dengan pekerja China, maupun karyawan dari negara lain.

“Apalagi, sekarang itu ada tren baru. Karyawan sekarang banyak yang hanya tahan kerja 1-3 bulan, gampang capek, produktivitasnya jauh dengan angkatan 1990-2000-an. Capek dikit langsung sakit, besoknya nggak masuk,” tukasnya. (RZ/CNBC)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini