spot_img
Kamis, April 25, 2024
spot_img

Bank Mandiri: Untuk Saat ini Bank Digital Takut Sama Kita

KNews – Bank Mandiri: untuk saat ini Bank Digital takut sama kita. Industri keuangan dalam negeri tengah dipenuhi kehadiran bank digital sebagai pesaing bank konvensional.

Beberapa bank digital yang kini hadir di Tanah Air adalah Jenius miliki Bank BTPN, Bank Jago punya Gojek, Bank Neo punya Akulaku, hingga Bank BCA Digital yang merupakan wajah baru dari Bank Royal usai diakuisisi Bank BCA.

- Advertisement -

Meski demikian, Bank Mandiri sebagai salah satu bank konvensional terbesar tak merasa khawatir dengan kehadiran bank-bank digital. Bank Mandiri optimistis tidak akan ditinggalkan. Sebab, Bank Mandiri sudah punya layanan digital yang menghadirkan berbagai layanan yaitu Livin’ by Mandiri berlogo kuning.

‘Aplikasi super’ tersebut melayani berbagai bentuk transaksi digital selayaknya layanan cabang dalam genggaman. Di antaranya, pengajuan kredit KSM (Kredit Serbaguna Mikro), Kartu Kredit dan promo secara personalized yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.

- Advertisement -

Livin’ by Mandiri juga memiliki beragam fitur untuk mempermudah transaksi nasabah, yaitu buka rekening hanya 5 menit, menggunakan Liveness dan face recognition yang terkoneksi langsung ke Dukcapil.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, sebaliknya bank digital lah yang merasa khawatir karena terancam oleh transformasi digital Bank Mandiri.

- Advertisement -

Hingga September 2021 sebanyak 98,6 persen total transaksi perbankan Bank Mandiri telah beralih ke digital.

Total transaksi finansial Livin’ by Mandiri sampai dengan November 2021 telah menembus lebih dari Rp 1.500 triliun dengan jumlah pengunduh sebanyak lebih dari 9 juta pengguna. Sedangkan, transaksi wholesale Bank Mandiri hampir menyentuh Rp 11.000 triliun per akhir November 2021.

Menurut Rudi, total pengunduh dan transaksi di Livin’ by Mandiri jauh lebih besar dibanding bank digital mana pun. Sebagai pembanding, total pengunduh bank digital paling besar masih di bawah 1 juta.

“Justru bank digital takut sama kita sekarang. Takut sama Bank Mandiri. Perhatikan, jumlah download mereka. Masih di bawah 1 juta. Sementara kita (Livin’ by Mandiri logo kuning) sudah hampir 5 juta sejak launching,” kata Rudi saat berbincang dengan media di Yogyakarta.

Tak hanya menyasar nasabah eksisting, aplikasi Livin’ by Mandiri terbaru yang berlogo kuning juga ditujukan untuk menjaring nasabah-nasabah baru.

Rudi mengeklaim nasabah Bank Mandiri makin bertambah karena banyak yang tertarik dengan fitur-fitur yang ditawarkan aplikasi ini.

“Selain nasabah eksisting, NTB (New to Banking) kita juga banyak. Yang belum punya akun Mandiri, dia tahu produk kita, jadi mau buka. Perlu juga darah baru. Kita juga menyasar NTB. Mereka (bank digital) khawatir sama kita,” ujarnya.

Transformasi digital masih terus dilakukan Bank Mandiri. Kata Rudi, pengembangan Livin’ by Mandiri sekarang baru tahap awal. Bakal ada berbagai layanan lain. Misalnya pengajuan kredit. Saat ini, pengajuan kredit di bank digital pun masih harus datang ke kantor cabang.

“Pengembangan aplikasi yang sekarang ini baru tahap pertama. Nantinya semua fungsi kantor cabang akan ada di aplikasi. Salah satunya penyaluran kredit. Scoring credit dilakukan dengan bantuan teknologi. Tidak perlu datang ke kantor cabang,” tuturnya.

Kepercayaan Nasabah Jadi Penentu

Selain transformasi digital, faktor lain yang membuat Bank Mandiri percaya diri dapat bersaing dengan bank digital adalah kepercayaan nasabah. Bank konvensional lebih mapan dan berpengalaman. “Bisnis bank ini juga soal trust,” tegas Rudi.

Keunggulan lain dari bank konvensional adalah nasabah yang aktif cukup besar dibandingkan bank digital. Nasabah aktif ini menjadi kunci dalam mengejar keuntungan.

Dalam penyaluran kredit misalnya, rekam jejak nasabah eksisting sudah jelas, risiko lebih terukur. “Dengan berburu di kandang sendiri itu ternyata lebih aman, karena kita sudah tahu siapa yang menjadi target market-nya kita,” Rudi menuturkan.

Sementara bank digital umumnya harus membangun ekosistem dulu. “Bank digital kalau enggak punya ekosistem berat, berdarah-darah. Secara ekosistem kita (Bank Mandiri) punya,” ucapnya.

Cegah Kebocoran Data Nasabah

Masalah keamanan data nasabah juga menjadi isu krusial di bank generasi baru. Untuk mencegah kebocoran data, Bank Mandiri mengaku sudah membuat pengamanan berlapis-lapis di aplikasi Livin’ by Mandiri logo kuning. Server juga dipindahkan ke dalam negeri.

“Sebenarnya kalau teman-teman lihat waktu kita transformasi digital, itu kan kita transformasi semuanya. Termasuk backend-nya juga. Jadi yang dulu servernya di luar, sekarang di dalam negeri.

Tingkat pengamanannya berlapis-lapis. Sekarang ada 5 lapis mulai dari download, login, transaksi, sampai dieksekusi itu ada pengamannya,” papar Rudi.

Langkah pengamanan lainnya adalah notifikasi bila ada transaksi yang tidak biasa. “Kita ada early detection. Kalau teman-teman melakukan sesuatu yang di luar rutinitas, itu ketangkap juga.

Bisa dibilang New Livin’ by Mandiri itu tingkat keamanannya jauh dibanding yang sebelumnya. Ini one of the best,” tutupnya. (RKZ/kmprn)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini