Gambar satelit bahkan menunjukkan bahwa kerajaan tengah memproduksi rudal di sebuah lokasi. Mengutip pejabat AS, intelijen dikatakan mengungkap beberapa transfer skala besar teknologi rudal antar kedua negara.
Foto itu diambil oleh Planet, sebuah perusahaan pencitraan komersial, antara 26 Oktober dam 9 November. Operasi pembakaran terjadi di fasilitas dekat Dawadmi, Arab Saudi.
Sementara di 2022, beredar kabar bahwa Arab Saudi disebut sedang dalam pembicaraan aktif dengan China terkait penggunaan mata uang Yuan untuk membeli minyak. Hal ini disebut sebagai langkah baru guna mengurangi dominasi dolar AS di pasar minyak global.
Wall Street Journal menulis, pembicaraan ini sebenarnya sudah terjadi selama enam tahun terakhir. Namun ketidaksenangan Negeri Raja Salman pada komitmen keamanan AS pada kerajaan beberapa dekade ini membuat pembicaraan kian gencar.