KNews.id – Washington – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa Israel telah setuju untuk menarik tentaranya ke garis yang dipertahankannya sebelum melancarkan serangan besar-besaran di Kota Gaza bulan lalu.
Jika Israel bisa dipercaya, konsesi tersebut akan menjadi bagian dari kesepakatan yang diusulkan dengan Hamas yang akan membebaskan semua sandera Israel yang tersisa.
“Ketika Hamas mengonfirmasi, gencatan senjata akan segera berlaku, pertukaran sandera dan tahanan akan dimulai, dan kami akan menciptakan kondisi untuk fase penarikan berikutnya, yang akan membawa kita mendekati akhir dari bencana 3.000 tahun ini,” tulis Trump di platform Truth Social, pada Sabtu.
“Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini dan, tetaplah terus berlangsung!” lanjut Trump.
Trump juga meriis peta yang menunjukkan garis penarikan awal tentara Israel, yang kurang lebih sama dengan garis kendali tentara Israel sebelum serangan ke Kota Gaza.
Menurut laporan Times of Israel, Minggu (5/10/2025), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menguasai sekitar 70% wilayah Gaza saat itu. Penarikan tentara Israel dari Kota Gaza, jika benar-benar dilakukan, merupakan bagian dari proposal 20 poin Trump untuk mengakhiri perang Gaza.
Poin penting lain dari proposal tersebut adalah Hamas harus melucuti senjata dan tidak lagi memerintah Jalur Gaza. Namun Hamas dilaporkan keberatan dengan poin pelucutan senjata tersebut.
IDF sebelumnya menyatakan akan membatasi kegiatannya pada “operasi pertahanan”, karena baik Israel maupun Hamas secara tentatif menyetujui rencana Trump untuk melakukan pertukaran tahanan.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Sabtu malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan harapan bahwa para sandera akan dipulangkan dalam beberapa hari mendatang, sementara IDF tetap berada di Jalur Gaza.
Army Radio dan lembaga penyiaran publik, Kan, melaporkan bahwa para pemimpin politik Israel telah memerintahkan tentara IDF untuk menghentikan serangan di Kota Gaza.
Pada hari Sabtu, Army Radio mengeklaim bahwa pemerintah AS telah menginstruksikan Israel untuk mengurangi operasinya di Gaza hingga “minimal”, dengan pasukan di lapangan hanya melakukan manuver defensif.
Dalam sebuah pernyataan di X pada hari Sabtu, IDF mengatakan bahwa wilayah utara Wadi Gaza, yang mencakup Kota Gaza yang kini telah hancur, “masih dianggap sebagai zona pertempuran berbahaya” dan telah meminta penduduk di sana untuk pindah ke selatan.
Mereka menambahkan, “Pasukan Israel terus mengepung Kota Gaza, dan upaya untuk kembali ke sana menimbulkan risiko yang signifikan.”
Menurut laporan Al Jazeera, serangan udara Israel di Gaza berlanjut pada hari Sabtu, tetapi intensitasnya jauh berkurang. Setidaknya 20 orang telah tewas akibat serangan Israel di wilayah kantong tersebut sejak Sabtu fajar.



