spot_img
Kamis, April 25, 2024
spot_img

Apakah GOTO Masuk ? Saham Pilihan Teratas pada Semester II

KNews.id – PT Mandiri Sekuritas mempertahankan proyeksi indeks harga saham gabungan (IHSG) di level 7.510 hingga akhir 2023. Proyeksi tersebut didorong oleh kebijakan suku bunga The Fed dan fiscal spending di Tanah Air.

Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menjelaskan bahwa pihaknya konsisten memproyeksikan IHSG 2023 di 7.510. Dengan kata lain, proyeksi ini tidak merevisi prediksi yang dirilis Mandiri Sekuritas pada awal semester I lalu.

- Advertisement -

Joezer meyakini sentimen global dan domestik masih akan menjadi key driver terutama dari sisi kebijakan arah suku bunga The Fed menyangkut masa peak dan end peak-nya. Sementara dari arah fiscal spending, Joezer melihat bahwa pertumbuhannya akan relatif softening, lantaran inflasi dan PMI yang juga bergerak softening.

“Jadi, kalau fiscal spending di semester II itu lebih accelerate, maka akan menjadi pendorong untuk peningkatan laba per saham (earning per share/EPS) di semester II tahun ini,” ucap Joezer di Jakarta, Rabu (7/6).

- Advertisement -

Sementara itu, untuk tahun depan, Joezer mencermati, pengaruh sentimen global akan lebih mendominasi ketimbang faktor domestik. Lagi-lagi, utamanya berkaitan dengan agresivitas arah kebijakan The Fed. Sebab hal ini menjadi faktor kunci.

Terlebih, bila mengacu pada konsensus untuk forecast tahun depan, Joezer menuturkan bahwa Fed Funds Rate (FFR) cut berpotensi agresif. “Jadi, kita lihat saat penurunan agresif, saham yang selama ini tidak diuntungkan pada saat The Fed tightening, itu akan berbalik arah setelah krisis tersebut bisa dikonfirmasi. Makanya, kita masukkan sektor-sektor sensitif di semester II sebagai top picks (pilihan teratas),” tambahnya.

- Advertisement -

Sektor-sektor sensitif tersebut di antaranya teknologi, telekomunikasi, tower companies, dan sektor properti. Untuk sektor teknologi seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), menurut Joezer, secara year to date (ytd) sudah outperform sehingga itu menopang IHSG. Adapun GOTO merupakan kontributor terbesar keempat.

Ilustrasi Mandiri Sekuritas (IST)

Sementara dari sektor properti, kata Joezer, sudah mengalami rebound signifikan. Pre-sales sektor properti tampak biasa saja, tapi sahamnya justru rally signifikan secara ytd, sehingga properti menjadi salah satu sektor dengan performa baik secara ytd.

Dengan demikian, beberapa sektor sensitif sudah unjuk gigi mulai dari saham teknologi hingga properti yang tren positifnya diekspektasi berlanjut pada paruh kedua tahun ini. Terlebih, setelah arah kebijakan suku bunga The Fed sudah jelas.

“Jadi, kita ekspektasinya PMI global mulai turun dan data inflasi turun. Jadi kalau kita lihat di ekonomi indikator indeks turun drastis. Jadi, perdebatan soft dan hard landing ini menjadi menarik. Tapi, dua-duanya pasti akan terjadi penurunan ekomomi. Kalau itu terjadi, rate cut mungkin bisa ada peluang terjadi tahun depan,” tuturnya.

Di luar sektor sensitif tersebut, Joezer juga memasukkan consumer sebagai sektor favorit di paruh kedua tahun ini karena dari sisi perbaikan dan profitabilitas marginnya akan terus berlanjut seiring dengan penurunan indeks komoditas.

“Secara perbaikan, EPS growth akan terus terjadi sampai paruh kedua tahun ini. EPS growth tahun ini 12%, tahun depan 7%, dan tahun lalu 4,2%,” ujarnya.

Unggul di ASEAN

Sementara itu, Mandiri Sekuritas memproyeksikan pasar modal Indonesia masih akan menjadi pasar yang menarik bagi para pelaku pasar. Hal ini ditopang oleh tiga faktor utama.

Head Equity Research, Strategy, Consumer Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menyebut, ketiga faktor itu adalah likuditas yang menunjukkan perbaikan, kemudian sektor yang lebih diversify, dan ketahanan risiko eksternal pasar modal Indonesia yang jauh lebih baik sehingga stabilitasnya terjaga dengan baik.

Dari sisi likuiditas misalnya, Joezer menerangkan bahwa selama tiga tahun terakhir, pasar Indonesia relatif likuid berkat semaraknya aksi korporasi berupa Initial Public Offering (IPO) saham.

“IPO di atas US$ 500 juta di Indonesia sudah terjadi. Tahun 2021 ada dua, tahun 2022 ada dua, dan tahun ini ada tiga. Jadi, kalau kita lihat likuiditas pasarnya sudah improve karena deepening-nya sudah berjalan lebh baik,” ucap Joezer.

Dengan begitu, secara positioning di ASEAN, pasar modal Indonesia seharusnya lebih baik di mata investor asing. Ditambah, dari sisi kenaikan turn over pasar modal Indonesia juga tergolong drastis sekitar 21% daripada indeks-indeks lain di Asean saat pre-Covid. “Saat ini delivering pasar kita bisa mencapai US$ 607 juta per hari dalam tiga bulan terakhir,” tuturnya.

Capaian tersebut, menurut dia, merupakan daya tarik pasar modal Indonesia. Terlebih, jika pasar di negara berkembang mulai outperform dari negara maju saat US stop tightening dan The Fed mulai menurunkan suku bunga.

Atas pertimbangan itulah, Joezer meyakini pasar modal Indonesia akan jauh lebih menarik dibandingkan pasar negara-negara lainnya. “Jadi, tiga faktor tersebut kita tinggal tunggu saja kapan US stop tightening. Karena tanda-tandanya sudah mulai terlihat dan kita harapkan pivotnya gak akan langsung dan agresif. Tapi, dalam kurun waktu enam sampai 12 bulan ke depan, bisa saja itu terjadi. Karena itu, pelaku pasar saya sarankan untuk tetap menunggu,” ujar Joezer.

(Fhd/ID)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini