Kerakusan (para pejabat) memang tidak pernah puas. Bahkan mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka ibarat rayap yang sedang menggerogoti kayu. Kayu itu sudah mau ambruk, tapi mereka terus saja tiada hentinya mengerogoti kayu itu. Jika saja orang rumah yang menyaksikan rayap-rayap itu membiarkannya, apa yang bakal terjadi ? Kayu keropos lalu runtuh.
Satu-satunya solusi untuk mencegah kayu itu ambruk adalah rayap-rayap itu harus disingkirkan, bisa dengan cara menyemprotkan racun rayap atau membuang rayap-rayap itu ke tempatnya di hutan.
Sinyalemen Anies Baswedan tentang adanya seorang Menko yang mau merusak demokrasi dengan merubah konstitusi, bukan isapan jempol. Gerakan senyap mereka sudah tercium baunya karena sudah bukan lagi gerakan bawah tanah, tapi sudah merambah ke permukaan tanah dan gerakannya sangat massif. Mereka terus bergerilya menunda pemilu atau memperpanjang masa jabatan Jokowi. Tapi di depan umum mereka terus berkata taat konstitusi dan Pemilu tidak akan ditunda. Itu ciri-ciri manusia munafik, hipokrit dan sengkuni.
Walaupun Anies tidak menyebut siapa Menko itu, semua orang sudah paham arahnya ke mana. Dia mungkin manusia paling berkuasa di negeri ini, tapi dia serakah, egois, pembela China; Dia juga yang merusak konstitusi (dengan membuat UU tentang covid-19, UU Minerba, KUHP, UU Cipta Kerja, dll. Dia hanya membela para penjajah (China) gaya baru, dan pembenci Islam dan umat Islam (yang lurus).