spot_img
Jumat, Maret 29, 2024
spot_img

Akhirnya, NATO Mengerahkan Ribuan Pasukan dan 100 Jet ke Ukraina!

KNews.id- Akhirnya, NATO merespons serangan Rusia kepada Ukraina di hari ketiga invasi. Kepala NATO, Jens Stoltenberg mengatakan akan menerjunkan pasukan untuk pertama kalinya demi memperkuat pertahanan Ukraina dari invasi Rusia.

“Ini masih situasi yang cair. Apa yang telah kita lihat adalah bahwa pasukan Ukraina bertempur dengan berani dan benar-benar mampu menimbulkan kerusakan pada pasukan Rusia yang menyerang,” kata Stoltenberg setelah pertemuan dengan para pemimpin NATO, pada Jumat (25/2/2022), dikutip dari CNA.

- Advertisement -

“Ini adalah invasi penuh ke Ukraina. Mereka bergerak menuju Kyiv dan tujuannya adalah untuk mengubah pemerintah Ukraina,” tambahnya.

Stoltenberg memperingatkan bahwa invasi Rusia ini telah mengancam keamanan Eropa yang lebih luas di luar anggota non-NATO Ukraina. Untuk itu, pasukan NATO dan kekuatan udara diterjukan di sisi timur Ukraina. Dia mengatakan sekutu juga telah mengaktifkan rencana pertahanan. Ribuan tentara NATO bahkan sudah bersiaga di darat, laut dan udara.

- Advertisement -

“Kami telah memperkuat pencegahan dan pertahanan kami,” kata Stoltenberg.

“Kemarin, sekutu mengaktifkan rencana pertahanan kami dan sebagai hasilnya, kami mengerahkan elemen Pasukan Respons NATO (NRF) di darat, di laut, dan di udara untuk lebih memperkuat postur kami dan untuk merespons dengan cepat segala kemungkinan,” jelasnya.

- Advertisement -

Langkah tersebut adalah yang terbaru oleh NATO dengan tujuan meningkatkan pertahanannya. Terlebih setelah sekutu yang dipelopori Amerika Serikat mengirimkan ribuan tentara ke anggota timur saat Rusia bergerak ke Ukraina.

“Kami memiliki lebih dari 100 jet dalam siaga tinggi, beroperasi di lebih dari 30 lokasi berbeda dan lebih dari 120 kapal dari utara hingga Mediterania,” kata Stoltenberg.

“Ini untuk menjaga perdamaian untuk mencegah serangan dan untuk mencegah perang yang terjadi di Ukraina meluas ke negara sekutu NATO mana pun,” tegasnya.

Dia tidak memberikan perincian tentang ke mana pasukan tersebut dikirim. Menurutnya, hal itu terserah komandan militer tertinggi NATO.

Lantas apa itu pasukan NRF yang dikirim NATO?

Dibuat pada tahun 2003, NRF terdiri dari 40.000 personel dan mencakup 8.000 kontingen dengan kesiapan tinggi dengan pasukan udara, laut dan operasi khusus yang dapat dikerahkan dalam beberapa hari.

Di Washington, Juru Bicara Pentagon, John Kirby mengatakan, Amerika Serikat saat ini memiliki pasukan di Eropa. Ditambah 7.000 orang yang diperintahkan untuk dikerahkan ke Jerman minggu ini.

Dan yang lainnya dalam keadaan siaga di dalam negeri. Dia mengatakan, pasukan mana dan berapa banyak bergantung pada kebutuhan spesifik NATO.

“Apa pun persyaratan itu, Amerika Serikat siap untuk berada di depan sebanyak mungkin,” kata Kirby.

Dia menekankan, NRF adalah untuk melindungi negara-negara NATO. Bukan untuk terlibat dalam pertempuran di Ukraina, yang bukan anggota aliansi. Namun, katanya, pemicu untuk mengaktifkan NRF adalah invasi yang melanggar hukum oleh Rusia ke Ukraina.

“Kami akan melakukan apa yang perlu kami lakukan untuk mempertahankan setiap inci wilayah NATO,” tegasnya.

Presiden Ukraina Sindir AS-NATO

Invasi Rusia ke Ukraina semakin meningkat dengan bunyi ledakan terdengar di sejumlah daerah di Ukraina, terlebih di Kyiv, target penting bagi Vladimir Putin.

Namun demikian, hingga kemarin tak ada negara lain yang datang membantu Ukraina. Bahkan Amerika Serikat yang sebelumnya berkoar-koar akan berada di sisi Ukraina mengaku tidak akan mengirim pasukan untuk menyerang Rusia.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan, pada akhirnya, Ukraina berjuang sendiri untuk membela negara.

“Pagi ini, kami membela negara kami sendiri. Sama seperti kemarin, negara paling kuat di dunia memandang dari kejauhan,” katanya dalam video Facebook, tampaknya menyindir Amerika Serikat.

“Kami akhirnya membela negara kami sendiri. Siapa yang siap bertarung bersama kita? Saya tidak melihat siapa pun,” tutur Zelensky.

Ia menambahkan bahwa hingga saat ini tak seorang pun siap menjamin bahwa Ukraina akan menjadi anggota NATO. Walaupun alasan tersebut dijadikan Rusia sebagai dalih akan tindakannya.

“Semua orang takut, semua orang diam. Mereka bilang mereka bersama kita, tetapi tidak siap menjadikan kita anggota aliansi,” imbuh Zelensky.

Pada video yang sama, pemimpin Ukraina ini juga memberikan ucapan terima kasih pada mitra-mitra negara atas dukungannya.

Namun Zelensky menganggap dukungan kepada Ukraina berupa penjatuhan sanksi sanksi kepada Rusia masih belum cukup dan sepadan dengan dampak yang mereka rasakan.

“Rusia dijatuhi sanksi kemarin, tetapi ini tidak cukup untuk mengeluarkan pasukan asing ini dari tanah kami. Hanya melalui solidaritas dan tekad ini dapat dicapai,” ucap Zelensky.

Menurutnya, invasi dan serangan Rusia yang berkelanjutan menunjukkan bahwa sanksi yang dijatuhkan kepada Moskow oleh Barat tidaklah cukup.

“Dunia terus mengamati apa yang terjadi di Ukraina dari jauh,” ujar Zelensky.

Sebelumnya sejumlah negara telah mengumumkan sanksi yang diberikan kepada Rusia atas invasi yang dilakukan ke Ukraina. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, memberikan sanksi untuk Rusia yang dapat melemahkan ekonomi bahkan dalam waktu dekat.

Biden, yang menyebut Putin sebagai “agresor,” menjabarkan serangkaian sanksi terhadap Rusia, antara lain memblokir empat bank utama dari sistem keuangan Amerika, termasuk VTB yang memiliki aset sekitar 250 miliar dolar.

Amerika juga menjatuhkan sanksi terhadap bank-bank Rusia yang memiliki aset sekitar satu triliun dolar, menghentikan kegiatan BUMN Rusia mengumpulkan uang dari investor-investor Eropa, memberikan sanksi pada lebih banyak elite Rusia dan keluarga mereka yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Vladimir Putin, serta membatasi ekspor teknologi canggih ke Rusia yang tentunya juga memangkas lebih dari separuh impor teknologi canggih Rusia.

“Ini akan membebani ekonomi Rusia, baik dalam waktu dekat, maupun dari waktu ke waktu. Kami sengaja merancang sanksi ini untuk memaksimalkan dampak jangka panjang terhadap Rusia dan untuk meminimalkan dampak pada Amerika Serikat dan sekutu kami,” kata Biden saat konferensi pers dikutip dari CNN, Jumat (25/2).

Inggris juga mengumumkan sanksi yakni membatasi kemampuan negara Rusia dan perusahaan Rusia untuk mengumpulkan dana di pasar kami, melarang berbagai ekspor teknologi tinggi, dan selanjutnya mengisolasi bank-bank Rusia dari ekonomi global.

Sementara itu, Uni Eropa menjatuhi sanksi kepada Rusia dalam sektor pertahanan hingga perbankan. Presiden Komisi Uni Eropa Von der Leyen berjanji akan membekukan aset Rusia di Uni Eropa dan menghentikan akses bank Rusia ke pasar keuangan Eropa.

Sanksi baru juga ditargetkan pada sektor finansial, energi, transportasi, kebijakan visa, kontrol ekspor dan larangan pembiayaan ekspor di Rusia. (AHM/trbn)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini