spot_img
Jumat, Maret 29, 2024
spot_img

Adu Kuat PDIP Vs Kekuatan Besar di Belakang Jokowi yang Inginkan Penundaan Pemilu 2024

Sekarang ini Istana dihuni oleh seorang presiden bernama Jokowi yang notabene kalau meminjam kalimat Ibu Mega adalah petugas partai partai PDIP pada tahun 2024 nanti itu secara konstitusi sudah harus mengakhiri jabatannya dan meninggalkan istana karena sudah menjabat 2 periode.

Kata Hersubeno, sejak awal tahun lalu itu nampak sekali tanda-tandanya sang petugas partai ini itu sangat ingin sekali memperpanjang kekuasaannya. Pada awalnya Jokowi dan para pendukungnya itu mencoba memperpanjang masa jabatan dengan menggunakan celah amandemen konstitusi yakni mengubah ketentuan dalam pasal 7 undang-undang Dasar 45 yang berbunyi presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama 5 tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan.

- Advertisement -

“Jadi cukup jelas maksimal hanya dua periode. Namun istana dan para menteri kabinet ingin memperpanjang jabatan presiden sehingga muncul deklarasi mendukung jabatan Jokowi diperpanjang. 2024 derek Pak Jokowi begitu tagline yang mereka usung. Aksi mereka ini mengingatkan kita dengan modus perpanjangan jabatan pada masa Orde Baru yakni berupa rekayasa ya pada waktu itu disebut sebagai aksi kebulatan tekad dengan aksi kebulatan tekad itu masa jabatan presiden Soeharto terus diperpanjang,” ungkapnya.

Kata Hersubeno, sikap Megawati yang menentang penundaan Pemilu 2024 menunjukkan Ketua Umum PDIP itu seorang negarawan. “Sikap Megawati yang taat konstitusi ada kemungkinan besar tersingkir dari kekuasaan,” paparnya.

- Advertisement -

Kata Hersubeno, keputusan Majelis Hakim PN Jakarta Pusat dipimpin Tengku Oyong yang mengabulkan gugatan Partai Rakyat Adil Makmur atau Prima itu menimbulkan kehebohan sekaligus juga mencurigakan.

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini