KNews.id – Kyiv, Ukraina dapat menggunakan rudal Tomahawk Amerika Serikat (AS) untuk menekan Rusia agar menyetujui kesepakatan damai. Demikian klaim seorang pejabat Kyiv.
Yehor Cherniev, Wakil Ketua Komite Keamanan Nasional, Pertahanan, dan Intelijen Parlemen Ukraina, mengatakan Moskow dapat ditekan untuk berdamai jika Kyiv melancarkan serangan rudal Amerika itu terhadap target-target di dalam wilayah Rusia.
Dia menyaarkan senjata tersebut dikerahkan secara bertahap, dengan satu skenario di mana misil-misil itu tidak akan ditembakkan sama sekali, atau hanya digunakan terhadap target-target dengan jangkauan yang sempit.
“Pertama, mereka [Washington] akan memberi kami roket, tetapi hanya beberapa buah, atau beberapa lusin, tetapi mereka tidak akan mengizinkan kami untuk menembakkannya sekaligus dan kami akan melihat reaksi Kremlin,” ujarnya, seperti dikutip dari The Telegraph, Kamis (9/10/2025).
“Jika Rusia tidak merespons, batasnya akan bertambah, memungkinkan serangan di perbatasan Rusia,” ujarnya. Lebih lanjut, dia menyerukan semua pembatasan atas penggunaan rudal Tomahawk dicabut.
“Kecuali mungkin serangan terhadap Kremlin dan langsung terhadap [Presiden Rusia Vladimir] Putin,” ujarnya. “Untuk mendorong Moskow ke arah perundingan.” “Seluruh epik ini mungkin akan memakan waktu setidaknya beberapa bulan. Tapi ini sudah merupakan tekanan yang nyata,” imbuh dia.
Bulan lalu, Washington pertama kali mengisyaratkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk memasok rudal jelajah Tomahawk ke Ukraina. Senjata tersebut, yang masing-masing berharga sekitar USD1,3 juta dan memiliki jangkauan 2.500 km (1.550 mil), dapat menjangkau target-target jauh di dalam Rusia, termasuk Moskow.
Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Senin bahwa dia telah membuat keputusan mengenai masalah ini, tetapi menambahkan, “Saya tidak ingin melihat eskalasi.” Sedangkan Putin memperingatkan pekan lalu bahwa pengiriman rudal Tomahawk ke Ukraina akan mengakibatkan kehancuran hubungan AS-Rusia.
Pemimpin Rusia tersebut juga menekankan bahwa pasukan Ukraina tidak akan mampu mengoperasikan sistem tersebut tanpa partisipasi langsung personel militer Amerika.
“Pengiriman tersebut tidak akan mengubah keseimbangan kekuatan di medan perang,” kata Putin. Putin mengingat pengiriman rudal jarak jauh ATACMS Amerika sebelumnya ke Ukraina, yang menurutnya pada awalnya menyebabkan beberapa kerusakan, tetapi pada akhirnya, sistem pertahanan udara Rusia beradaptasi.



